Wawancara Eksklusif

UT Jadi 'Trendsetter' Pendidikan Jarak Jauh

Pandemi menjadi berkah bagi Universitas Terbuka (UT) sebagai perguruan tinggi negeri Ke-45 di Indonesia

Editor: bakri
FOR SERAMBINEWS.COM
Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat 

Pandemi menjadi berkah bagi Universitas Terbuka (UT) sebagai perguruan tinggi negeri Ke-45 di Indonesia. Hal itu dikatakan Rektor UT, Prof Ojat Darojat MBus PhD. saat ditemui di Gedung Rektorat UT, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (4/2/2022).

Menurutnya, UT bahkan menjadi trendsetter (pencipta tren-red) bagi perguruan tinggi negeri lain.

Prof Ojat mengatakan, berkat pandemi banyak universitas yang ingin belajar dengan UT cara mengelola pendidikan jarak jauh.

Jumlah mahasiswa yang tadinya didominasi para pekerja sekarang sudah terjadi pergeseran pasar fresh graduate Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Berikut wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, dengan Rektor Universitas Terbuka, Prof Ojat Darojat MBus PhD:

Selama pandemi apakah UT menjadi naik daun, karena sekolah dan universitas juga menerapkan pendidikan jarak jauh?

Saya sebelumnya mohon maaf karena pandemi ini musibah. Tapi, dalam konteks UT pandemi ini menjadi berkah.

Karena adanya Covid-19, UT menjadi trendsetter, UT dijadikan sebagai bench mark, rujukan seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca juga: Universitas Terbuka Banda Aceh Luluskan 512 Sarjana, Ini Pengharapan Rektor

Baca juga: Dampak Covid-19 AS, Banyak Pelajar tak Bisa Belajar Jarak Jauh Sampai Warga Tak Peduli Masker

Memang juga diarahkan oleh kementerian agar PTN belajar ke UT bagaimana selama ini mengelola pendidikan jarak jauh.

Ini menjadi berkah saya kira kenaikan jumlah mahasiswa UT juga tidak terlepas dari pandemi.

Semakin banyak generasi milenial yang sekolahnya memilih di UT.

Jadi, ada pergeseran pasar dari orang-orang yang sudah bekerja menjadi ke fresh graduate.

Saat ini sudah bertambah menjadi berapa mahasiswa dari target satu juta?

Kita sudah bisa meningkatkan jumlah mahasiswa mencapai 350 ribu orang.

Upaya yang kita lakukan ada program yang kita bangun. Terutama terkait meningkatkan kualitas kepada mahasiswa. Jadi, yang terkait layanan akademi.

Baca juga: Maksimalkan Belajar Jarak Jauh dengan Aplikasi ‘Tamiang Pande’

Baca juga: Wali Kota Langsa Hentikan Kembali Belajar di Ruang Kelas, Gantinya Belajar Jarak Jauh

Yang terkait learner support services kita lakukan dalam rangka meningkatkan minat lulusan SLTA yang mau masuk ke UT.

Kalau dilihat dari targetnya masih jauh, kira-kira kendala apa yang dihadapi?

UT sekarang semakin meningkatkan marketing sekarang kita lipatgandakan dengan melibatkan berbagai cara komunikasi di TV termasuk media massa digital.

Berbagai program marketing kita lakukan menyentuh segmen pasar. Sekarang kita juga sudah membuka channel baru.

Kalau dulu kita tidak menerima SNMPTN maka sejak tahun 2019 UT meminta bantuan kementerian supaya dibukakan pintu yang lain.

Pintu SNMPTN menurut kami ini penting dalam rangka memberikan kesempatan kepada anak-anak SLTA yang berprestasi, nilai akademik bagus tetapi mereka tidak bisa melanjutkan karena dua hal karena kendala ekonomis dan geografis.

Sekarang UT memberikan beasiswa penuh. Kalau di PTN lain ketika mereka lolos tapi kemudian tidak diberikan beasiswa.

Baca juga: Viral, Siswa Kritik Soal Belajar Jarak Jauh: Kalau Hanya untuk Pintar, Google Lebih Pintar

Baca juga: Belajar Tatap Muka Berjalan Sesuai Skenario, PTM 50 Persen Dilaksanakan Secara Bergantian

Di UT diberikan beasiswa penuh full scholarship.

Tanggapan Anda terkait rencana UT menjadi PTN berbadan hukum?

Betul, UT tinggal selangkah lagi beralih status dari PTN Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) menjadi PTN Badan Hukum (PTNBH).

Saya mau jelaskan dulu kenapa UT harus naik kelas dari PTN PK BLU menjadi PTN – BH.

Kita melihat bahwa ketika kita menjadi PTN PK BLU banyak kendala yang kita hadapi dimana kita harus mengikuti aturan yang mengikat UT sebagai PTN-PK BLU.

Misalnya yang terkait otoritas akademik, yang terkait dengan tata kelola, termasuk dengan rekrutmen dan perataan SDM, dan banyak sebagainya.

Saya melihat bahwa ketika ada beberapa perguruan tinggi yang sekarang sudah berubah menjadi PTN-BH, mereka punya otonomi yang lebih luas.

Misalnya otonomi dalam hal bidang akademik, termasuk dengan keuangan, juga dalam pengelolaan sumber daya.

Diharapkan setelah menjadi PTN-BH, maka UT bisa lebih lincah dalam merespons setiap dinamika dan perubahan yang terus berlangsung di masyarakat. (tribun network/reynas abdila)

Baca juga: Prof Marwan Terpilih Jadi Rektor Ke-11 Universitas Syiah Kuala

Baca juga: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved