Kupi Beungoh
Berkat Kerja Sambil Kuliah, Kini Suryadi Jadi Toke di Banda Aceh
Suryadi yang kala itu masih remaja mulai memutar otak agar hasratnya untuk dapat kuliah di Banda Aceh terwujud.
Oleh: Hasan Basri M Nur
SERAMBINEWS.COM - Ketika masih duduk di bangku kelas 3 SMA di Lueng Putu, Pidie Jaya, Suryadi Al Bukhari memiliki keinginan untuk dapat melanjutkan kuliah ke Kota Banda Aceh, sebagaimana teman-temannya dari keluarga mampu.
Akan tetapi dia sadar bahwa keinginan itu sulit terwujud, mengingat kemampuan keuangan keluarganya yang tidak memungkinkan.
Suryadi yang kala itu masih remaja mulai memutar otak agar hasratnya untuk dapat kuliah di Banda Aceh terwujud.
Spirit Pidie pun keluar. Suryadi mulai mendekati pamannya yang memiliki usaha jahit pakaian di Banda Aceh.
Dia meminta pamannya untuk mengajarinya menjahit sekaligus bekerja dan tinggal di toko milik pamannya itu.
“Belajar menjahit itu pakai mahar. Saat itu ayah membekali biaya Rp 3 juta untuk proses belajar menjahit hingga terampil. Saya bertekad agar uang itu tidak sia-sia,” ujar Suryadi, Senin (7/2/2022) di tempat usahanya di Lamgugob Banda Aceh.
“Dengan modal Rp 3 juta itu saya mendapatkan tiga keuntungan sekaligus. Pertama, belajar menjahit. Kedua, tersedia tempat tinggal. Ketiga, bekerja sampingan sepulang kuliah,” papar pemuda tampan asal Desa Njong, Bandar Baru, Pidie Jaya.
Baca juga: Putra Aceh Terpilih Jadi Tenaga Ahli Kementrian Koperasi dan UKM
Baca juga: Berikut 5 Kesalahan Yang Sering Kita Lewatkan Saat Menggunakan Skincare, Wajah Bikin Tidak Glowing
Suryadi kuliah di Jurusan Teknik Industri Pertanian Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, wisuda pada tahun 2016.
“Saya kuliah sambil bekerja sebagai penjahit. Setelah selesai kuliah saya minta izin pada paman untuk membuka usaha sendiri di Simpang Lamgugob. Saya beri nama usaha saya Al Bukhari Taylor, saya tabalkan nama ayah saya” cerita Suryadi.
Ketika ditanya dari mana uang sewa toko? “Dari tabungan bekerja sambilan sebagai penjahit semasa kuliah,” katanya mantap.
Dari tempat usahanya, Al Bukhari Taylor, Suryadi kini memiliki langganan yang banyak. Rata-rata 10 pesanan jahitan per hari datang ke tempatnya.
“10 orderan baju atau celana itu yang berasal dari pelanggan pribadi. Ini belum termasuk orderan pakaian seragam dari kantor-kantor,” kata Suryadi.
Suryadi mengaku mengutamakan pelayanan dalam membuka usaha menjahit. Pelayanan itu terdiri dari sisi kualitas/kerapian jahitan yang bergaransi serta ketepatan waktu selesai sesuai janji.
“Dua bentuk pelayanan inilah yang mendatangkan pelanggan walau tempat usaha kita tidak terletak di pusat kota dan areal mewah,” akunya.
Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe Hari Ini Naik, Ingin Tahu Detail, Berikut Rincian Harganya
Baca juga: Buka Peti Mati saat Akan Dimakamkan, Keluarga Ini Dibuat Syok Lihat Wajah Jenazah