Jurnalisme Warga
Kebun Kurma Barbate Sensasi Wisata ala Timur Tengah
Fakultas Pertanian Universitas Almuslim pun telah melaksanakannya dalam bentuk program magang mahasiswa di Kebun Kurma Barbate selama enam bulan

OLEH CHAIRUL BARIAH, Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki), Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Almuslim, dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Desa Ie Seum, Aceh Besar
Salah satu sektor perekonomian yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah sektor wisasta.
Penataan area wisata yang menarik dan indah dengan ciri tersendiri sangatlah penting untuk memikat perhatian pengunjung.
Soalnya, wisatawan identik dengan orang yang suka pada keindahan, pelayanan yang ramah, dan fasilitas menyenangkan yang tersedia di lokasi tertentu.

Salah satu destinasi wisata yang banyak dimintai di Aceh Besar adalah Kebun Kurma Barbate.
Kebun ini tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga sebagai tempat edukasi atau pembelajaran.
Dalam rangka penyesuaian dengan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada tingkat perguruan tinggi, beberapa kampus telah melaksanakan memorandum of understanding (MoU) dan memorandum of agreement (MoA).
Fakultas Pertanian Universitas Almuslim pun telah melaksanakannya dalam bentuk program magang mahasiswa di Kebun Kurma Barbate selama enam bulan, setara dengan kuliah satu semester.
Baca juga: Santri Takhassus MUQ Pagar Air Rihlah ke Kebun Kurma Barbate El Mahdi di Blang Bintang
Baca juga: Wujudkan Kemandirian, Dayah Insan Qurani Belajar Pengelolaan Wakaf ke Kebun Kurma Barbatee
Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki) Bireuen juga telah menjalin kerja sama di bidang pertanian dan peternakan dengan pemilik Kebun Kurma Barbate.
Hari minggu lalu saya dan keluarga menikmati liburan yang berbeda dari biasanya.
Beradasarkan beberapa referensi dan pentunjuk Google Maps, kami menyusuri jalan menuju Kebun Kurma Barbate.
Jalan yang berliku dan menanjak, menyerupai jalan menuju kota dingin Takengon.
Jadi, butuh kehati-hatian untuk melewatinya, karena tergolong ekstrem bagi pengendara sepeda motor dan roda empat yang baru pertama datang ke lokasi ini.
Kondisi jalan baik, tapi masih kurang perawatan.
Namun, di sisi kiri dan kanan kita masih leluasa melihat hutan yang asri.
Ketika kami hampir mendekati lokasi, suasana di kiri dan kanan jalan sudah sebagian berubah, sedang dalam proses pengerjaan pembukaan lahan baru.
Ada yang menanam bibit durian, kurma, mangga, lengkeng, rambutan, dan beberapa jenis tanaman lainnya.
Baca juga: Dayah IQ Belajar Pengelolaan Wakaf ke Kebun Kurma Barbatee
Baca juga: Produk Mikro Bakteri SMK PP Saree Diminati Petani Padi, Termasuk Kebun Kurma Barbate
Jalan yang kami lalui dihiasi pemandangan yang sangat indah, kuasa Allah yang tiada taranya.
Sebagai manusia, kita wajib bersyukur dengan segala yang telah Allah ciptakan.
Dari kejauhan, di balik pepohonan nan rindang tampak lautan biru Krueng Raya membentang bak permadani.
Bahtera yang melaju terlihat bagai lukisan tiga dimensi, seakan menari dipermainkan ombak.
Embusan angin yang menyapa wajah, menyadarkan saya bahwa saat ini kami sedang berada di ketinggian.
Kami pun menikmati perjalanan dengan santai.
Ketika menjumpai pemandangan yang menakjubkan, kami berhenti untuk mengabadikannya.
Jalan yang kami lalui tak terlalu padat.
Hanya beberapa kendaraan saja yang melintas, mungkin karena kami masih terlalu pagi saat berkunjung ke Barbate.
Baca juga: DPW PKS Aceh Gelar Upacara HUT Ke-76 RI di Puncak Gunung Malahayati Barbate, Merah Putih Berkibar
Karena asyik menikmati keindahan alam yang asri, lokasi yang kami tuju hampir terlewati.
Untungnya, ‘sang putri’ Google segera mengingatkan kami untuk berbelok ke kanan, karena tujuan sudah sampai, tepat pukul 10.00 WIB.
Kami disambut tukang parkir yang mengarahkan mobil kami untuk segera menuju ke atas perbukitan, tempat khusus parkir kendaraan roda empat.
Biaya parkir dikutip Rp 10.000.
Di pintu gerbang masuki ke kebun ini tertulis Kebun Kurma Haji Syukri.
Dari beberapa referensi yang saya peroleh, pemilik kebun kurma ini adalah Haji Syukri Syafii.
Pengusaha yang masih tergolong muda ini menghadirkan wisata syariah di kawasan perbukitan dengan berbagai fasilitas pendukung.
Untuk memanjakan wisatawan, di sini tersedia olahraga islami, yaitu memanah dan berkuda, olahraga yang dianjurkan Nabi Muhammad saw.
Saya dan keluarga pilih memanah dengan terlebih dahulu membeli tiket seharga Rp10.000 untuk enam kali permainan.
Baca juga: PKS Aceh Gelar Upacara HUT Ke-76 RI di Barbate
Olahraga yang sangat saya sukai ini sudah lama saya tinggalkan lantaran pandemi Covid-19 dan banyaknya kesibukan lain, tapi saya masih tercatat sebagai anggota Bireuen Achery Club di bawah asuhan Ustaz Iswin dan Zulfan.
Karena asyiknya memanah, tiket pun harus kami tambah.
Pengasuh olahraga yang ramah dan tampan layaknya orang Timur Tengah ini dengan sabar mengajari kami cara memanah yang benar dan tepat.
“Harus fokus pada titik tengah,” serunya.
Jika lelah, usahakan rileks lebih dulu.
“Sebelum memulai, sebaiknya ada pemanasan kecil guna menghindari cedera pada saat memanah,” wejangnya.
Akhirnya, bukan cuma enam kali permainan yang kami lakoni, banyak juga bonus yang ia berikan.
Seusai memanah, kami memilih duduk di Café & Resto, tak jauh dari pintu masuk.
Baca juga: Perkebunan Kurma di Lembah Barbatee Aceh Besar Mulai Dipanen
Udara yang panas, sajian segelas teh dingin dan lemon tea, mampu menyegarkan dan menghilangkan rasa haus yang hampir tak dapat kami tahan.
Tak jauh dari tempat kami duduk terlihat ada sebuah kotak yang tertutup, tetapi ada sejenis tawon yang keluar dari kotak itu, tapi tidak mengganggu.
Saya penasaran apakah di sini juga ada pembudidayaan ternak lebah? Dari informasi yang saya dapat pada saat Fakultas Sains, Pertanian, dan Peternakan Uniki melakukan penandatangan MoU dengan PT Kebun Kurma Barbate Resort milik Syukri Syafii, ternyata tahun ini sedang dibangun kandang untuk peternakan sapi.
Juga ada budi daya lebah dan pembibitan kurma di kebun ini.
Pemilik berharap kebun kurmanya ini menjadi agrowisata, di mana wisatawan tak hanya datang berkunjung, tetapi juga dapat berinteraksi langsung dengan ternak yang ada, mendapat bimbingan cara memilih bibit dan merawat kurma yang baik, serta dapat memetik langsung buah kurma yang matang.
Saat kami berkunjung, belum banyak kurma yang bisa dipanen, karena baru berbuah muda.
Tak cukup waktu satu hari untuk mengelilingi kebun kurma yang memiliki luas ± 500 hektare dan terluas di Aceh ini.
Namun, tak perlu khawatir karena ada alat transportasi All Terrain Vehicle (ATV) mirip motor pendek dan beroda empat yang dapat kita kendari sendiri atau dibantu oleh pemandu.
Baca juga: Santri Takhassus MUQ Pagar Air Rihlah ke Kebun Kurma Barbate El Mahdi di Blang Bintang
Kendaraan ini biasanya digunakan di medan offroad, pantai, daerah pertanian, dan gurun pasir.
Saya dapat info bahwa awalnya luas kebun kurma ini hanya 150 ha dengan 10.000 batang kurma, tapi kemudian diperluas.
Tempat wisata ini ditata layaknya di Timur Tengah.
Hamparan batang kurma di atas pegunungan yang asri sangatlah indah dipandang.
Hal inilah yang menjadi daya pikat bagi wisatawan lokal, nasional, dan internasional.
Ada juga makanan yang unik di sini, yaitu Istambul Ice Cream.
Untuk mendapatkan es krim ini harus melewati uji kesabaran.
Bagi yang berhasil, baru dapat menikmati sensasi rasa es krim yang berasal dari Turki.
Namun sayangnya, saat kami berkunjung es krimnya belum tersedia karena masih pagi.
Penjual es krimnya asli dari Turki.
Lelaki tampan yang tinggi besar dan ramah ini sementara menetap di Aceh Besar.
Semoga sektor wisata di lahan berbatu (barbate) ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Dan, agar komunikasi para petugas dan wisatawan lancar maka diperlukan kehadiran fasilitas internet yang memadai.
Setelah berkeliling di beberapa lokasi, kaki terasa lelah.
Kami pun istirahat sejenak.
Liburan ini memang berbeda dari sebelumnya.
Kami tidak terburu-buru untuk kembali ke Bireuen karena masih harus melanjutkan perjalanan ke Blang Krueng, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Barbate sungguh berkesan ‘lam ate’.
Baca juga: Ini Misi Gerakan Insaf, Diluncurkan di Lembah Barbatee, Wadah untuk Sedekah dan Wakaf Ummat
Baca juga: Santri Takhassus MUQ Pagar Air Rihlah ke Kebun Kurma Barbate El Mahdi di Blang Bintang