Cagar Budaya
Gedung Sentral Telepon Belanda Saksi Bisu Jejak Marsose di Kutaraja
Gedung inilah yang menjadi pusat telepon pertama yang dibangun di Banda Aceh yang saat itu menjadi pusat pemerintahan militer kolonial Belanda.
Laporan Bagus Setiawan I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ada banyak bangunan peninggalan masa kolonial Belanda di Banda Aceh atau yang lebih dikenal dengan nama Kutaraja.
Salah satunya adalah bangunan Gedung Sentral Telepon Belanda di Kutaraja yang berlokasi di sekitar Taman Putroe Phang.
Gedung inilah yang menjadi pusat telepon pertama yang dibangun di Banda Aceh yang saat itu menjadi pusat pemerintahan militer kolonial Belanda.
Dari struktur fisiknya, bangunan ini mengadopsi gaya arsitektur eropa.
• TNI AL Tangkap Dua Kapal Trawl di Perairan Peureulak, Selalu Resahkan Nelayan Kecil
Lantai satu dibangun dari material beton, dan lantai dua berupa dinding yang terbuat dari kayu.
Melongok ke dalam, terdapat tangga melingkar untuk naik ke lantai dua.
Sekilas, kompleks taman Kantor Telepon Koetaradja ini relatif terawat dimana sekelilingnya terdapat tempat duduk dan jalan kecil yang mengelilingi taman dengan pohon yang rindang.
Gedung Sentral Telepon Belanda ini berada di sisi jantung Kota Banda Aceh tepatnya di antara Taman Sari Gunongan, Taman Putroe Phang, Tugu Simpang Jam dan tidak jauh dari Museum Tsunami dan Masjid Raya Baiturrahman.
• VIDEO - Seorang Pria ODGJ Membakar Dua Motor Milik Karyawan Restoran Cepat Saji
Menurut catatan sejarah, bangunan ini dulunya merupakan gedung yang digunakan belanda untuk sentra telepon militer Belanda pada masa perang melawan Aceh.
Kini bangunan termasuk dalam daftar salah satu cagar budaya dilindungi di Banda Aceh.
Bangunan ini juga menjadi bukti bisu keberadaan Marsose atau satuan militer yang dibentuk pada masa kolonial Hindia Belanda memerintah setelah Kutaraja jatuh ke tangan penjajah Belanda.(*)