Sosok
Kisah Erfiati, Ibu Tiga Anak Selesaikan Kuliah S3 di UIN A-Raniry & Lulus dengan Predikat Cum Laude
Jalan panjang Erfi meraih S3 tak semulus yang dibayangkan. Ibu dari tiga anak ini sempat gagal dua kali saat memulai pendidikan doktoral.
BERKELUARGA dan menjadi ibu dari tiga anak, tak menghentikan Erfiati melanjutkan pendidikan ke jenjang tertinggi.
Menariknya, perempuan yang usianya menjelang kepala empat ini keluar sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3,95 predikat Cum Laude.
Erfiati, mahasiswa program Doktoral (S3) Pendidikan Agama Islam UIN Ar-Raniry diumumkan sebagai wisudawan terbaik kampus tersebut, dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 yang digelar di Gedung Auditorium Ali Hasjmy, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Selasa (8/2/2022).
Perempuan sekaligus ibu dari tiga anak ini mengaku, sebelumnya tak pernah membayangkan bakal menjadi wisudawan terbaik di salah satu kampus yang jadi kebanggaan masyarakat Aceh itu.
Menurutnya, yang dilakukan selama ini hanyalah kuliah bersungguh-sungguh dan mengikuti segala prosedur yang diberikan kampus agar bisa menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
Perempuan yang akrab disapa Erfi itu mengaku tak punya ekspektasi lulus dengan nilai tertentu.
“Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Saya tidak pernah membayangkan semua ini, cuma lakukan yang terbaik dan kejar target tepat waktu, itu saja. Tanpa ekspektasi nilai tertentu,” ungkap Erfi kepada Serambinews.com usai prosesi wisuda.
Baca juga: Demi Penuhi Amanah Ibunya, Zaratullaila Anak Yatim Santriwati MUDI Samalanga Raih Cumlaude
Jalan panjang Erfi meraih S3 Erfi tak semulus yang dibayangkan. Ibu dari tiga anak ini sempat gagal dua kali saat memulai pendidikan doktoral.
Namun dengan semangat pantang menyerah, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar doktoralnya tahun ini dengan tepat waktu, sekaligus menjadi wisudawan terbaik UIN Ar-Raniry dengan predikat cumlaude.
Perempuan asal Pidie yang kini tinggal di Aceh Besar itu bercerita, tahun 2005 lalu sempat mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus dari Uni Eropa untuk gelar magister.
Kemudian di tahun 2008 kembali ditawarkan untuk melanjutkan S3 dengan beasiswa yang sama ke University of Leipzig, Jerman.
Namun Erfi harus menunda mimpinya dan memilih pulang ke Aceh karena anak-anaknya yang masih kecil masih butuh sosok hangatnya seorang ibu.

Hal yang sama terulang kembali di tahun 2011. Erfi sudah berhasil mendapat LoA untuk S3 di Jerman melalui beasiswa Pemerintah Aceh bekerjasama beasiswa DAAD, namun ia kembali harus berdamai dengan keadaan karena hamil anak ketiga.
"Di UIN ini adalah percobaan ketiga untuk kuliah S3, alhamdulillah selesai secara memuaskan," ungkapnya.
Baca juga: Putra Aceh Raih Predikat Cum Laude di Kota ‘Seribu Wali’
Sosok istri yang akan segera memasuki kepala empat itu menyampaikan, meski sudah berkeluarga tidak boleh menghentikan cita-citanya dan cita-cita siapa pun dalam meraih pendidikan atau karier ke jenjang yang lebih tinggi.
Menjalani berbagai tantangan karena mengerjakan banyak tugas dalam satu waktu mengajarkannya arti penting time management yang baik sepanjang perjalanan menyelesaikan S3.
Menjadi ibu, istri, sekaligus civitas akademika dalam menyelesaikan pendidikan doktoral bukanlah hal mudah.
Tak hanya rumah dan kampus, Erfi juga punya tanggung jawab sebagai Widyaiswara Ahli Madya di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh.
Namun ia percaya setiap manusia diberikan kemampuan menyelesaikan setiap rintangan selama tidak memilih berhenti ketika menghadapi masalah dan selalu berusaha mencari solusi terbaik.
Menurut Erfi, setiap kesulitan, Allah selalu menyediakan jalan terbaik bagi yang berikhtiar mencari dan menyelesaikannya.
Saat menjadi istri dan sosok ibu di rumah, Erfi berujar harus totalitas memenuhi tanggung jawabnya dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
Baca juga: Filzah Jannati, Raih Predikat Cum Laude Al Azhar Mesir Sekaligus Ijazah Tahfiz Markaz Kahilah
Sementara saat menjalani pendidikan menyelesaikan S3, ia pun mengaku tak boleh luput dan berusaha totalitas menyelesaikan berbagai tugas yang diberikan dari kampus.
"Semua individu berhak melanjutkan pendidikan dan karier terlepas apa pun statusnya. Intinya, jangan menyerah dengan keterbatasan dan jangan menyerah dengan keadaaan," ungkap Erfi.

Ibu dari tiga anak itu juga berujar, melakukan sesuatu di luar zona nyaman merupakan kebahagiaan tersendiri baginya.
Kemudian saat ditanya betapa pentingnya arti keluarga, ia berujar, terutama anak-anak dan suami adalah nadi kedua setelah yang ada dalam tubuhnya.
Bagi Erfi, ketika ingin berleha-leha mengerjakan berbagai tugas kuliah, mengingat anak-anak dan suami membuatnya bergegas dan semangat kembali.
Baginya, kepercayaan dan harapan besar anak-anak, suami dan keluarga tidak boleh diabaikan meski dalam kondisi tersulit sekalipun.
"Support keluarga besar sangat penting bagi saya," ungkapnya.
Baca juga: Putra Aceh Penembak Teroris Raih Gelar Doktor Ilmu Kepolisian dengan predikat Summa Cum Laude
Ke depan, Erfi punya impian bisa melanjutkan kembali pendidikannya yang sempat tertunda ke luar negeri dengan mengambil gelar PhD sebagaimana kesempatan yang didapatnya satu dekade silam.
Ia juga berharap pemerintah, khususnya di Aceh, dapat memberikan support untuk putra putri terbaik yang berniat meningkatkan kapasitas diri melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi nantinya.(sara masroni/serambinews.com)