Luar Negeri
Gara-gara WiFi Diputus Sebagai Hukuman, Remaja 15 Tahun Nekat Tembak Mati Keluarganya Pakai Senapan
Pembunuhan mengerikan itu terjadi ketika orang tua memarahi Santiago karena mendapatkan nilai jelek di sekolah dan tidak mau membantu pekerjaan rumah
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
Gara-gara WiFi Diputus Sebagai Hukuman, Remaja 15 Tahun Nekat Tembak Mati Keluarganya Pakai Senapan
SERAMBINEWS.COM, MADRID – Seorang remaja berusia 15 tahun asal Spanyol nekat menembak mati keluarganya.
Remaja itu menembak ibu, ayah dan adik laki-lakinya yang berusia 15 tahun.
Kejadian mengerikan itu dipicu karena remaja tersebut tak terima ibunya memutuskan Wireless Fidelity (WiFi).
Pembunuhan itu terjadi pada Selasa (8/2/2022) dan baru diketahui oleh polisi pada Jumat (11/2/2022) lalu di kawasan Algoda, Kota Elche, Valencia, Spanyol.
Melansir dari Polishnews.co.uk, warga Spanyol dikejutkan dengan pemberitaan seorang remaja bernama Santiago (15) yang menembak mati keluarganya dengan menggunakan senjata.
Baca juga: Seorang Warga Palestina Meninggal Ditembak Pasukan Israel saat Bentrokan di Tepi Barat
Baca juga: Lagi! Prajurit TNI Ditembak KKB Papua di Intan Jaya, Prada Giyade Ramadhani Fattah Dirawat di Mimika
Pembunuhan mengerikan itu terjadi ketika orang tua memarahi Santiago karena mendapatkan nilai jelek di sekolah dan tidak mau membantu pekerjaan di rumah.
Bocah itu diketahui gagal dalam ujian dalam lima mata pelajaran.
Sang ibu akhirnya menghukum putranya dengan memutuskan jaringan Wi-Fi dan mengambil perangkat game.
Kesal dengan tindakan sang ibu, Santiago mengambil senapan berburu milik ayahnya dan menembak ibunya dua kali.
Sang ibu tewas seketika. Kemudian dia menembak adik laki-lakinya yang berusia 10 tahun yang mencoba melarikan diri dari rumah.
Baca juga: Pelaku Pembunuhan Karyawati BRI Link Tewas Ditembak Polisi, Orang Tua Ikhlaskan Takdir Putranya
Baca juga: Terungkap! Pelaku Penembakan Dantim BAIS Pidie Hanya Sempat Lepaskan 1 Tembakan, Ini Penyebabnya
Saat itu ayahnya sedang bekerja. Santiago menunggu kepulangannya dan menembaknya tiga kali.
Dia menyembunyikan mayat anggota keluarga di gudang, menumpuk mayat di atas satu sama lain, lapor surat kabar ABC, mengutip sumber polisi.
Paska kejadian itu, Santiago tinggal sendirian di rumah, bermain game dan bahkan membalas pesan melalui WhatsApp dari ponsel ibunya.
Di sekolah, ia menjelaskan ketidakhadirannya karena tertular COVID-19.