Berita Banda Aceh

Aceh Dapat 200 Ton Minyak Goreng Curah, Sudah Beredar di Pasaran

Minyak goreng sebanyak itu diberikan Pemerintah Pusat karena sekarang hampir semua kabupaten/kota di Aceh mengalami kelangkaan

Editor: bakri
Foto: IST
Ketua DPRK Banda Aceh Farid Nyak Umar bersama Ketua Komisi II Aiyub Bukhari mengecek tempat distributor minyak curah di Lampaseh saat melakukan sidak, Kamis (10/2/2022). 

BANDA ACEH - Pemerintah Pusat memberikan 200 ton minyak goreng curah untuk Aceh.

Minyak goreng tersebut sudah masuk sejak dua hari lalu melalui distributor untuk dipasarkan ke seluruh Aceh.

Minyak goreng sebanyak itu diberikan Pemerintah Pusat karena sekarang hampir semua kabupaten/kota di Aceh mengalami kelangkaan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Aceh, Ir Mohd Tanwier, menyampaikan, selama ini pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat terkait kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Aceh dalam dua pekan terakhir.

Karena itu, menurutnya, Pemerintah Pusat memberikan 200 ton minyak goreng curah tersebut dan kini sudah mulai beredar di pasaran.

"Aceh baru kebagian 200 ton minyak goreng curah, sementara minyak goreng kemasan masih ada tolak tarik antara penyedia dan pemerintah.

Karena kebutuhan mendesak, maka kita diberikan kuota sekitar 200 ton untuk menyikapi kekosongan yang terjadi sekarang," kata Tanwier kepada Serambi saat dimintai tanggapannya soal kelangkaan minyak goreng yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Aceh, Senin (14/2/2022).

Namun, sebut Tanwier, harga minyak goreng curah yang beredar di pasaran belum bisa disesuaikan dengan keinginan pemerintah yaitu Rp 11.500/liter.

Baca juga: Cegah Kelangkaan Minyak Goreng, Disperindagkop Awasi Migor di Nagan Raya

Baca juga: Penanganan Kelangkaan Minyak Goreng Harus Dilakukan Lintas Intansi

Di tingkat distributor pemasaran, lanjutnya, harga minya goreng curah Rp 12.800/liter, sementara pedagang menjualnya Rp 13.600 hingga Rp 16.000/liter.

Hal ini karena ketersediaan minyak yang masih belum normal.

Penyebab harga yang tergolong mahal, kata Tanwier, karena harga kelapa sawit mahal.

Menyikapi hal itu, Pemerintah mengantisipasinya dengan mensubsidi harga kelapa sawit sebesar Rp 7,6 triliun.

"Di sini mungkin belum ada kesepakatan antara penyedia dan pemerintah," ujarnya.

Kadisperindag Aceh menambahkan, pihaknya juga akan mengadakan pasar murah pada Maret mendatang atau menjelang Ramadhan 1443 Hijriah.

Kegiatan tersebut, menurut Tanwier, dilaksanakan agar persediaan barang yang dibutuhkan masyarakat tercukupi dan harga kebutuhan pokok bisa stabil.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved