Breaking News

Internasional

Ankara-Abu Dhabi Buka Hubungan Baru, Akhiri Krisis Regional dan Gas Mediterania Timur

Ankara, Turki dan Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) kembali membuka hubungan baru. Kunjungan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menandai era baru

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed memeriksa pasukan kehormatan di Abu Dhabi, UEA, Selasa (14/2/2022). 

Sezer berpikir Turki dan UEA kemungkinan akan memulai upaya investasi untuk proyek infrastruktur Suriah dan Libya.

“Ini juga akan memberi perusahaan Turki dan tenaga kerja terampil kesempatan untuk mengambil bagian dalam bantuan teknis," ujarnya.

Dia mengatakan Di sisi lain, pemulihan hubungan yang sedang berlangsung antara Turki dan UEA sepenuhnya mengakhiri konfrontasi politik di Libya.

Dia menjelaskan hal itu akan bergeser ke arah hubungan win-win solution untuk kawasan itu.

Sebaliknya, Jalel Harchaoui, seorang peneliti yang mengkhususkan diri di Libya mengatakan Turki telah mencapai banyak dari apa yang ingin dicapai.

Namuna, sebagian besar melalui penggunaan kekuatan militer di Suriah dan Libya.

“Turki tidak ingin melihat pengaruhnya surut tetapi, pada saat yang sama, mereka peduli dengan pembukaan UEA,” katanya.

Menurut Harchaoui, Turki bersedia menerima kenyataan yang sedikit lebih kacau di Libya dan Suriah selama upayanya dibalas oleh UEA.

Turki bagaimanapun, akan menghindari perang besar-besaran seperti yang terlihat pada 2019 dan 2020.

“Turki dan UEA terus memiliki kepentingan yang tidak dapat didamaikan di Suriah dan Libya," jelas Jalel.

Dia menjelaskan Suriah tidak mungkin menjadi teater panas untuk kompetisi UEA-Turki.

Disebutkan, Suriah tidak pernah terlepas dari masalah mengakui Bashar al-Assad.

Tetapi ketika Libya mencoba untuk maju dengan gelisah menuju pemilihan, Turki dan UEA akan terus bersaing, tambahnya.

Namun, Ramani menambahkan di Libya, kompetisi intensitas rendah berdasarkan pengaruh politik dan kesepakatan ekonomi yang menguntungkan.

Disebutkan, tampaknya lebih masuk akal daripada konflik militer panas atau perang proxy.

Baca juga: Presiden Turki Berkunjung ke Uni Emirat Arab, Disambut Oleh Putra Mahkota Abu Dhabi

Negara Afrika Utara yang kaya minyak, yang saat ini memiliki dua perdana menteri, sudah berada dalam limbo politik.

Bahkan, belum mengakhiri ketidakstabilan dan kekosongan kekuasaan selama satu dekade, karena pemilihan telah ditunda tanpa batas waktu.

Jadwal proses pemilihan baru diharapkan akan diumumkan minggu ini.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved