Kupi Beungoh
Masa Depan Media Cetak: Alkhwarizmi, Bezos, The Post, dan Acaman Kepunahan (I)
Kekayaan Bezos melampaui koleganya yang juga kaya sebelumnya, seperti Marc Zuckebeng, Bill Gates, Larry Page, dan Larry Ellison.
Persoalan kematian media cetak sebenarnya juga terjadi secara merata di seluruh dunia.
Mulai dari negara maju seperti AS, negara-negara Eropah, Australia, dan Jepang.
Tidak hanya itu, cukup banya media di negara berkembang seperti India, Mexico, Brazil, juga mengalami nasib serupa.
Di Indonesia, koran ternama Bernas di Yogyakarta yang termasuk dalam kelompok media senior tiga zaman dan berpengaruh, terkubur pada tahun 2018, dan kemudian beralih kepada media online.
Alasan kematian edisi cetak adalah karena pengaruh internet.
Ada cukup banyak media cetak yang mati atau segera hijrah kepada media online seperti Jakarta Globe, Sinar Harapan, Harian Bola, Soccer, dan Jurnal Nasional.
Perkembangan teknologi digital adalah alasan utama yang menyebabkan sekarat atau matınya media cetak.
Berita atau kejadian yang terjadi yang ditulis dalam media cetak terus saja berkembang dan dengan mudah diikuti oleh media digital, membuat media cetak mati kutu.
Sebaliknya, media cetak harus menunggu 24 jam untuk kembali dapat menulis kepada pembacanya apa yang telah dan sedang terjadi yang sangat terikat dengan waktu publikasi.
Akses yang mudah via android, apalagi dengan berkembangnya media sosial adalah racun sistemik yang terus menerus membunuh media cetak, baik koran harian, mingguan, dan bahkan majalah.
Statistik ancaman media online terhadap media cetak digambar dengan sangat dramatis oleh GlobalEbIndex pada tahun 2019.
Lembaga ini mencatat survei sekitar 400.000 responden di dunia, antara tahun 2014-2018 saja, media cetak hanya dibaca 43 menit per hari.
Sementara itu responden yang sama menyebutkan membaca media online 6,45 menit per hari.
Tidak berhenti bersaing dengan dunia digital, penerimaan dari iklan yang biasanya cukup besar juga berkurang dengan sangat drastis.
Mengutip dari sebuah sumber anonim, Statista (2019) menyebutkan trend turunnya penerimaan iklan baik dari media cetak, koran maupun majalah di AS dengan sangat drastis.