Berita Nasional
1,1 Juta Kg Minyak Goreng Menumpuk di Gudang, Edy Rahmayadi: Sama Saya jangan Coba-coba Bermain
Di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini, polisi berhasil mengungkapkan dugaan penimbunan minyak goreng dalam jumlah besar
* Mabes Polri Turun Tangan
MEDAN - Di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini, polisi berhasil mengungkapkan dugaan penimbunan minyak goreng dalam jumlah besar.
Gudang tersebut berada di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Total ada sekitar 50.000 kotak minyak goreng yang ditemukan, tersebar di tiga gudang.
Salah satunya diketahui menyimpan minyak goreng sebanyak 1,1 juta kilogram.
Namun pihak perusahaan membantah jika pihaknya disebut melakukan penimbunan.
Temuan penimbunan minyak goreng itu terungkap saat saat Tim Subdit I/Indag Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sumut bersama Satuan Petugas (Satgas) Pangan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Deli Serdang pada Jumat (18/2/2022).
Direktur Reskrimsus Polda Sumut, Kombes John Charles Nababan menyebutkan, sidang dilakukan di gudang PT Indomarco Prismatama, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Pada pemeriksaan di gudang PT Indomarco Prismatama ditemukan minyak goreng kemasan 1 liter dengan merek Parveen sebanyak 1.184 kotak (23.680 Pcs).
Kemudian di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk ditemukan minyak goreng kemasan 1 liter dengan merek Parveen sebanyak 1.121 karton (22.420 Pcs), dan di PT Salim Ivomas Pratama Tbk ditemukan minyak goreng kemasan merek Bimoli sebanyak 25.361 kotak.
Baca juga: Di Tengah Kelangkaan Minyak Goreng, Bupati Abdya Olah Kelapa Sawit Secara Manual
Baca juga: Minyak Goreng Kemasan Mulai Masuk ke Bireuen, Cukup Untuk Satu Pekan
Atas temuan ini, polisi akan mendalami kenapa minyak goreng dalam jumlah besar tersebut belum didistribusikan.
Dijadwalkan pada Senin (21/2/2022) besok, Polisi akan meminta klarifikasi kepada distributor atau pemilik gudang terkait.
"Saat ini temuan tersebut sedang kami dalami, Senin mendatang penyidik akan mengundang pemilik gudang untuk memberikan klarifikasi apakah ada indikasi penimbunan atau tidak," ucapnya.
Polisi menyatakan, jika benar minyak itu sengaja ditimbun, pihaknya tidak akan segan-segan menindak tegas pihak perusahaan.
Apalagi saat ini minyak goreng menjadi perhatian pemerintah, ditengah kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng di pasaran.

"Diimbau kepada masyarakat tidak panik, kami akan mengawasi dan menindak jika ada oknum yang merugikan masyarakat," pungkasnya.
Keterangan serupa juga disampaikan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi.
Dia mengatakan, saat ini belum ada pihak yang diamankan.
"Belum ada (yang diamankan).
Undangan klarifikasi rencana hari senin (terhadap pemilik gudang)," katanya kepada tribun-medan, Sabtu (19/2/2022).
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pengungkapan kasus penimbunan minyak goreng itu berdasarkan perintah Kapolda Sumatera Utara, dalam upaya mengantisipasi enam komoditas bahan pokok penting.
Baca juga: Minyak Goreng Langka, Bupati Abdya Olah Kelapa Sawit Menjadi Minyak Goreng Secara Manual
Baca juga: Polisi Bongkar Praktik Pemalsuan Minyak Goreng di Kudus, 2 Orang Pelaku Ditangkap
Petugas kemudian melakukan pengecekan di tiga gudang milik PT Indormarco Prismatama, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
"Dari pengecekan itu kita menemukan salah satu gudang menyimpan minyak goreng dalam jumlah besar.
Saat ini temuan tersebut sedang kami dalami," ucapnya.
Gudang dimaksud adalah PT Salim Ivomas Pratama Tbk yang diketahui menyimpan sebanyak 1,1 juta kilogram minyak goreng.
Jumlah tersebut diakui oleh pihak perusahaan, meski pihak perusahaan membantah telah melakukan penimbunan.
Ditangani Mabes Polri
Temuan 1,1 juta kilogram minyak goreng yang menumpuk di gudang produsen langsung disikapi oleh Mabes Polri dengan mengirimkan tim khusus dari irektorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri ke Deliserdang.
Tim khusus itu sudah terbang ke Medan, Sabtu (19/2/2022) kemarin.
"Iya, hari ini tim dari Dittipideksus Bareskrim akan mendalami ke Sumut," ujar Dirtipideksus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Whisnu Hermawan.
Sementara Kasatgas Pangan Polri Irjen Pol Helmy Santika menyampaikan kasus tersebut kini tengah ditangani oleh Subsatgas Gakkum Pangan Polri.
"Sedang dilakukan pendalaman oleh Subsatgas Gakkum tentang hal tersebut untuk diketahui lebih mendalam.
Semua akan didalami lebih lanjut," pungkas Helmy.
Baca juga: Stok Minyak Goreng di Simeulue Stabil, Harga Capai Rp 25 Ribu Per Liter
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, mengaku sudah sejak lama mencurigai ada pihak yang bermain di balik kelangkaan minyak goreng saat ini.
Hal itu pula yang membuatnya kemudian membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pangan.
“Di tengah kesulitan masyarakat saat ini, masih ada saja oknum-oknum yang cari kesempatan.

Kuat dugaan saya, dibalik kelangkaan minyak goreng belakangan ini pasti ada pemain di belakangnya.
Karenanya saya bentuk dan kerahkan langsung Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Sumatera Utara untuk melacak siapa ini pemainnya,” tulis Edy di akun Instagramnya.
“Dan benar dugaan saya, hari ini kita akhirnya berhasil menemukan sekitar 1,1 juta kilogram produk minyak goreng kemasan yang ditimbun dalam gudang suatu produsen di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,” sebutnya.
Edy mengatakan, pihaknya telah memberi peringatan keras kepada produsen untuk segera mendistribusikan minyak goreng tersebut sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000.
Proses distribusinya akan diawasi langsung oleh Satgas Pangan Sumut.
“Untuk kasus penimbunan ini, kita juga sudah proses temuan ini dengan pihak kepolisian agar diproses hukum.
Intinya, sama saya jangan coba-coba bermain di atas penderitaan rakyat saya, apalagi ini musim pandemi, semua lagi susah, jadi mari sama-sama kita pakai hati kita agar tidak menzalimi rakyat,” pungkas Gubernur Sumut ini.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Sumatera Utara, Naslindo Sirait mengatakan pihaknya memang sudah melakukan penelusuran terkait kelangkaan minyak goreng di Sumatera Utara sejak satu minggu lalu.
"Memang benar tadi pagi kita menemukan tumpukan minyak goreng di salah satu gudang di Deliserdang.
Itu ada 1,1 juta kilogram yang siap dipasarkan namun ditumpuk dalam gudang," ujar Naslindo.
Baca juga: Minyak Goreng Harga Subsidi Mulai Didistribusikan ke Bireuen
Naslindo mengaku sepanjang penelusuran yang dilakukan di lapangan, distribusi minyak goreng memang kerap kosong baik di pasar-pasar maupun ritel.
"Sudah satu minggu lebih kita telusuri memang kosong minyak goreng ini baik di pasar-pasar dan swalayan.
Makanya kita coba telusuri lebih dalam terkait hal ini," ungkapnya.
Terkait penemuan ini, Naslindo mengaku pihaknya akan menyurati produsen minyak goreng tersebut untuk dilakukan pertemuan pada Senin (21/2/2022) mendatang.
“Kita sudah surati dan kita akan panggil mereka Senin nanti untuk mendengar klarifikasi apa penyebab penumpukan ini.
Apakah ada indikasi pidana di sana yang jelas kita minta itu segera disalurkan," ucapnya.
Menurut Naslindo pihaknya akan menyerahkan kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara terkait dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh produsen minyak goreng yang bersangkutan.
Ia juga memastikan bahwa pihaknya masih akan terus melakukan pengecekan di berbagai produsen minyak goreng.
Pihak Perusahaan Bantah Menimbun
Manajemenn PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) membantah melakukan penimbunan minyak goreng sebanyak 1,1 juta kilogram di gudang pabriknya, Deliserdang, Sumatera Utara.
Dalam keterangan tertulis perusahaan yang diterima Tribun Medan, Sabtu (19/2/2022), manajemen Salim Ivomas Pratama menyebut 1,1 juta kg minyak goreng di gudangnya setara dengan 80 ribu karton untuk dua sampai tiga hari pengiriman.
"Semua stok yang tersedia, merupakan pesanan dan siap untuk distribusikan ke para pelanggan kami untuk beberapa hari ke depan," tulis manajemen SIMP.
Baca juga: Jatah Minyak Goreng ke Aceh Singkil belum Masuk, di Pasar Masih Langka
Dalam keterangan tersebut, pabrik minyak goreng perseroan juga diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng pabrik mi instan grup perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk di Deliserdang.
"Hasil produksi minyak goreng kami di pabrik Lubuk Pakam Deliserdang terutama digunakan untuk kebutuhan pabrik mi instan Indofood di wilayah Sumatera sebesar 2.500 ton per bulan," paparnya.
"Selain untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, kelebihannya kami proses menjadi minyak goreng bermerek dalam berbagai ukuran terutama kemasan 1 liter dan 2 liter sebanyak 550 ribu karton per bulan yang rutin di distribusikan kepada distributor dan pasar modern kami yang berada di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Jambi," sambungnya.
SIMP yang merupakan anak perusahaan PT Indofood Sukses Makmur mengklaim mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia, dalam hal ini terkait dengan peraturan Kementerian Perdagangan.
Takut Rugi
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Pemprov Sumut, Naslindo Sirait sebelumnya mengatakan, manajemen PT Salim Ivomas Pratama sempat mengaku melakukan penimbunan karena takut rugi jika dijual dengan HET yang telah ditetapkan.
"Waktu kita tanya kenapa ditumpuk sebanyak ini, mereka takut rugi dengan HET sekarang harga tunggal yang sekarang," ujar Naslindo, Sabtu (19/2/2022).
Ia pun menegaskan bahwa hal tersebut tidak seharusnya menjadi alasan PT Salim Ivomas untuk melakukan penimbunan.
Sebab, kata Naslindo, pihak produsen minyak goreng dapat mengajukan klaim harga keekonomian kepada Kementerian.
"Lalu kita sampaikan itukan sudah ada mekanismenya untuk itu, mereka bisa klaim untuk harga keekonomiannya.
Jadi tidak ada alasan sebenarnya untuk menahan.
Karena mereka berpikir mungkin secara manajemen mereka rugi.
Tapi pemerintah sebenarnya kan sudah punya mekanisme," tuturnya.
Menurut Naslindo, jumlah 1,1 juta kilogram tersebut seharusnya sudah bisa memenuhi 6 sampai 10 persen kebutuhan minyak goreng masyarakat Sumatera Utara dalam rentang waktu satu bulan.
Saat ini, Naslindo menerangkan ada sekitar 10 sampai 15 produsen minyak goreng ada di Sumatera Utara.
Untuk itu, ia memastikan penelusuran dugaan penimbunan minyak goreng akan terus dilakukan.
"Kita akan terus lakukan pengecekan, karena ada sekitar 10 sampai 15 produsen di Sumatera Utara, termasuk yang terbesar kita sebagai penyuplai sawit," ucapnya. (tribun-medan.com/yos)
Baca juga: 1,1 Juta Kg Minyak Goreng Diduga Ditimbun dalam Gudang di Deliserdang, Ini Tindakan Polisi
Baca juga: Polda Sumut Temukan 50 Ribu Kotak Minyak Goreng Kemasan Menumpuk di Gudang