Berita Luar Negeri

Ukraina Persenjatai Warga Sipil, Putin: Soal Keamanan Tak Ada Kompromi

Parlemen Ukraina menggelar pemungutan suara untuk menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan warga sipil membawa senjata api

Editor: bakri
AFP/STR
Pasukan Ukraina terlihat yang dilengkapi peluru kendali anti-tank portabel Swedia-Inggris NLAW berada di sebuah lokasi tidak diketahui. 

KIEV - Parlemen Ukraina menggelar pemungutan suara untuk menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan warga sipil membawa senjata api dan tindakan membela diri.

Legislasi ini diperkenalkan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina timur.

"Adopsi undang-undang ini sepenuhnya dalam rangka kepentingan negara dan masyarakat," kata penulis rancangan undang-undang tersebut dalam catatannya, Rabu (23/2/2022).

Penulis undang-undang menambahkan hukum baru ini diperlukan karena "ancaman dan bahaya nyata bagi warga Ukraina.

" Langkah Putin tersebut sudah mendapat kecaman dari pemimpin-pemimpin dunia.

Ukraina juga sudah mulai menggelar program wajib militer tentara cadangan pada kelompok usia 18 dan 60 tahun.

Program ini dimulai usai Presiden Volodymyr Zelenskiy mengeluarkan dekrit pada Selasa (22/2/2022) kemarin.

Masa tugas tentara cadangan itu maksimal satu tahun.

Sebelumnya Zelenskiy mengatakan ia memberlakukan wajib militer untuk tentara cadangan tapi belum berniat memobilisasi pasukan setelah Rusia menggerakan tentaranya ke timur Ukraina.

Ukraina menuduh Rusia merusak perundingan damai yang mengakhiri konflik di timur Ukraina delapan tahun yang lalu.

Baca juga: Rusia Berhasil Cekik Ukraina Secara Perlahan-lahan

Baca juga: Wakil Perdana Menteri Ukraina Akui Perang Hibrida Bakal Hancurkan Pemerintahan

Kiev juga menolak tuntutan Moskow untuk menghentikan ambisinya bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi Zelenskiy mengatakan, ia masih berusaha menggunakan jalur diplomasi untuk meredakan krisis ini.

Ia menyambut kesediaan Turki dalam perundingan multilateral, tapi mengatakan Ukraina tidak akan menyerahkan wilayahnya pada Rusia.

Usai rapat lintas partai di parlemen, Zelenskiy mengumumkan program "patriotisme ekonomi.

Pasukan Rusia yang dilengkapi rudal ditempatkan sebuah pangkalan militer dekat perbatasan Ukraina.
Pasukan Rusia yang dilengkapi rudal ditempatkan sebuah pangkalan militer dekat perbatasan Ukraina. (AFP)

" Rencana itu antara lain memberi insentif pada produksi lokal dan memotong pajak nilai tambahan pada bensin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved