Jurnalisme Warga
Menguji Adrenalin Menuju Air Terjun Tansaran Bidin
KESEKIAN kalinya saya ditugaskan menjadi Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Mahasiswa (DPL-KKM) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen

Dari penjelasan mereka kami jadi tahu kondisi alam, berbagai tumbuhan liar, dan kondisi cuaca di daerah pegunungan.
Baca juga: Pecinta Alam Kibar Bendera di Puncak Air Terjun Guda Meuh
Setelah 45 menit berjalan kaki menyelusuri jalan setapak, akhirnya tibalah kami di lokasi air terjun.
Lima puluh meter sebelum tiba di lokasi, kami sudah dengar riuhnya gemercik air jatuh dan mengalir dari tebing ke dalam alur.
Suara gemuruh air mengucur dari atas tebing setinggi 75 meter itu seakan memberi sinyal dan mengundang kami agar segera mendekat untuk menikmatinya.
Di sekeliling lokasi jatuhnya air, terlihat jurang sangat dalam, tebing bebatuan menjulang tinggi sangat tegap yang memberikan sensasi dan keindahan tersendiri bagi pandangan mata.
Gelegar kerasnya suara gemuruh air yang jatuh mengenai bebatuan dan pemandangan di sekeliling air terjun yang eksotis, terasa terbayar sudah kelelahan dan tantangan yang kami alami sepanjang perjalanan.
Melihat ke bawah, terdapat batu-batu gajah sudah berlumut dan licin.
Ini pun menjadi pemandangan unik dan punya keelokan tersendiri, ditambah udaranya yang begitu sejuk memberikan sensasi kedamaian dan serasa lepas dari segala kepenatan.
Beberapa anggota rombongan sempat turun ke bawah menikmati jatuhnya air dari puncak tebing.
Mereka duduk santai di atas bebatuan berlumut sambil mendengar suara gemuruh air yang begitu kuat mengalir di alur dan sungai kecil.
“Air sungai tersebut merupakan air yang jatuh dari air terjun, mengalir sampai ke sungai di daerah Samarkilang,” jelas Reje Tansaran Bidin.
Baca juga: Peringati Sumpah Pemuda, Para Pecinta Alam Kibar Bendera di Puncak Air Terjun Guda Meuh Pidie Jaya
Di lokasi ini kami berencana bakar ikan untuk makan bersama.
Namun, karena cuaca tidak memungkinkan, langit seputaran lokasi terlihat diselimuti kabut, akhirnya rencana bakar ikan kami batalkan.
Di lokasi ini kami mandi, bermain percik-percikan air, dan merasakan sensasi sejuknya air yang jatuh dari puncak tebing.
Untuk mandi, reje mengingatkan agar kami berhati- hati, mengingat licinnya kondisi batu yang sudah berlumut.