Luar Negeri

Profil Ramzan Kadyrov Pemimpin Chechnya, Mantan Pemberontak Kirim Pasukan Bantu Rusia Serang Ukraina

Sosok Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, tengah menjadi sorotan karena mendukung total invansi Rusia ke Ukraina.

Editor: Faisal Zamzami
AFP
Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya 

SERAMBINEWS.COM - Sosok Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov, tengah menjadi sorotan karena mendukung total invansi Rusia ke Ukraina.

Bahkan dia memerintahkan pengiriman 12.000 pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia. 

Beredar video di media sosial saat Kadyrov mengumpulkan 12.000 pasukan Chechnya sembari gaungkan Takbir.

Pasukan elite Chechnya menggaungkan takbir di alun-alun Ibu Kota Regional Grozny sebelum berangkat ke Ukraina.

Pemilik nama lengkap Ramzan Akhmadovich Kadyrov itu mengatakan dalam video yang diunggah di media sosial pada Sabtu (26/2/2022), para pejuang Chechnya telah dikirim ke Ukraina.

Dalam video tersebut, Kadyrov meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera meminta ampun ke Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya ingin memberikan nasihat kepada Presiden Ukraina saat ini, Zelensky, sebelum dia menjadi mantan Presiden Ukraina, agar dia bergegas dan memanggil presiden kita, panglima tertinggi. Vladimir Putin, dan meminta pengampunan," ujar Ramzan di hadapan ribuan personel pasukan.

Ramzan mengatakan meminta ampun adalah langkah terbaik yang dapat diambil Presiden Ukraina untuk menyelamatkan negara dan rakyatnya. Ia juga mendesak agar Ukraina menerima semua tuntutan yang disampaikan oleh Rusia.

"Dia (Presiden Ukraina) perlu mengambil langkah ini (meminta ampun) untuk menyelamatkan Ukraina, republik yang indah, dan rakyat Ukraina. Mintalah pengampunan dan terima semua kondisi yang saat ini dituntut Rusia. Ini adalah hal terbaik," ucap Ramzan tegas.

Diketahui, Kadyrov kerap menyebut dirinya sebagai kaki tangan Putin dan perkataannya seolah penyambung lidah pemimpin Rusia itu.

Tidak heran, ini bukan kali pertama Kadyrov mengerahkan pasukan ke luar negeri untuk membantu pasukan Putin.

Dia juga mengirim pasukan untuk mendukung operasi militer Rusia ke Suriah dan Georgia.

Lalu siapa Ramzan Kadyrov

Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov lahir di pemukiman Tsenteroi pada Oktober 1976.

Kadyrov adalah keturunan dari salah satu klan tertua dan paling dihormati di Chechnya.

Dia diketahui merupakan salah satu orang paling kuat dan paling ditakuti di Rusia.

Selama lebih dari satu dekade, Kremlin mengandalkannya untuk menjaga ketertiban di Chechnya - sebuah republik berpenduduk mayoritas Muslim yang hancur karena perang pada 1990-an.

Ramzan Kadyrov dulunya adalah mantan pemberontak Chechnya.

Dia sempat menjabat sebagai Perdana Menteri Chechnya pada Maret 2006 setelah pendahulunya, Sergei Abramov terluka parah dalam kecelakaan mobil.

Dia diangkat sebagai Pemimpin Republik Chechnya pada 2007 lalu oleh Presiden Vladimir Putin.

Kadyrov merupakan putra dari mantan Presiden Republik Chechnya Ahmad Kadyrov yang dibunuh pada Mei 2004.

Ayahnya, Akhmad, yang terpilih sebagai presiden dalam pemungutan suara yang disengketakan pada tahun 2003 lalu.

Akhmad dibunuh beberapa bulan pasca dirinya diangkat dalam ledakan bom.

Kadyrov mulai menjabat menggantikan Alu Alkhanov pada usia 31 tahun.

Ia lantas didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan dianugerahi medali Pahlawan Rusia sebagai gelar kehormatan tertinggi Rusia.

Ramzan Kadyrov memiliki milisi yang kuat dan sangat ditakuti yang disebut "Kadyrovtsy".

Kelompok hak asasi manusia menuduh mereka melakukan penyiksaan, penculikan dan pembunuhan di Chechnya.

Para kritikus juga mengaitkan Ramzan Kadyrov dengan beberapa pembunuhan, beberapa di antaranya di Eropa, tetapi dia menyangkal keterlibatannya. 

Sebagai informasi, Republik Chechnya sendiri merupakan nama daerah di Federasi Rusia yang berbentuk Republik.

Mayoritas penduduk Chechnya bergama islam. Dari 1,5 juta penduduk 95 persen warganya memeluk agama Islam.

Kadyrov sendiri dikenal sebagai presiden yang taat akan ajaran Islam hingga ia menegaskan pada para tentaranya agar tak pernah meninggalkan shalat. (*)

Baca juga: Jokowi Minta Grup WA TNI-Polri Ditertibkan, Ada Percakapan Menolak IKN Nusantara

Baca juga: Konvoi Besar Tank Tempur Militer Rusia Sepanjang 64 Km Segera Menghancurkan Ibu Kota Kiev

Baca juga: Warga Berbondong-bondong Antre Minyak Goreng, Sempat Terjadi Saling Dorong

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved