Rusia Serang Ukraina
Pasukan Terjun Payung Rusia Mendarat di Kharkiv, Ukraina Disambut Perang Sengit
Militer Ukraina mengatakan bentrokan segera meletus setelah pasukan terjun payung Rusia mendarat di kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv,
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
Di Mariupol, sebuah pelabuhan di Laut Azov, lebih dari 100 orang terluka pada Selasa dalam kebakaran Rusia, kata walikota kota itu, Vadym Boychenko seperti dikutip oleh media Ukraina.
Di Borodyanka, 50km (31 mil) dari Kyiv, serangan udara Rusia menghancurkan dua bangunan tempat tinggal pada hari Selasa, menurut Emine Dzhaparova, wakil menteri luar negeri Ukraina, yang membagikan video bangunan abu-abu yang sebagian hancur, dengan apartemen yang terbakar.
Pada hari Selasa, intelijen Ukraina mencatat "aktivitas signifikan" pesawat di daerah perbatasan, dan konvoi kendaraan yang membawa makanan dan amunisi diamati di sana, kata pernyataan itu.
Mengingat gerakan ini, Belarusia “mungkin dapat mendukung penjajah Rusia dalam perang Rusia-Ukraina di masa depan”, memperingatkan kementerian.
“Serangan rudal terhadap sasaran militer dan sipil” di Ukraina telah “secara sistematis” diluncurkan dari wilayah Belarusia sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari, tambah kementerian itu.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan negaranya tidak memiliki rencana untuk bergabung dalam pertarungan.(*)
Berikut ini perkembangan terakhir di hari ketujuh invasi Rusia ke Ukraina sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.
Rusia mengklaim pasukannya telah merebut Kherson, di selatan Ukraina.
Pihak berwenang setempat menyangkal Kherson telah jatuh, tetapi mengatakan pasukan Rusia telah mengepung kota itu.
Kematian meningkat saat serangan Rusia menghantam beberapa kota termasuk ibu kota, Kyiv, dan kota timur laut Kharkiv.
Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington akan memastikan Presiden Rusia Vladimir Putin membayar “harga yang mahal” untuk invasi tersebut.
Konvoi militer Rusia yang sangat besar sekarang berada sekitar 25 km di utara ibu kota, Kyiv.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Moskow bertujuan untuk “menghapus” Ukraina.
