Konflik Rusia vs Ukraina
Bertindak Cepat ketika Ukraina Diserang, Warga Myanmar Marah ke Dunia, Ternyata Ini Sebabnya
Reaksi dunia terhadap penggulingan pemerintah Aung San Suu Kyi menggambarkan ‘setengah hati’ jika dibandingkan dengan Ukraina.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Dengan melakukan itu, Rusia telah menjungkirbalikkan prinsip-prinsip inti hukum internasional dan dasar-dasar perdamaian dan keamanan dunia.
Myanmar mengalami penggulingan pemerintahan demokratis dengan kekerasan.
Junta jelas telah melakukan kejahatan perang yang mengerikan, tetapi tindakannya berada di dalam wilayah kedaulatan Myanmar.
Tetangganya di Asia Tenggara dan negara-negara lain dapat bersembunyi di balik prinsip-prinsip non-intervensi yang diakui dalam urusan internal negara.
Baca juga: Rusia Dituduh Gunakan Bom Termobarik di Ukraina, Apa Saja Dampak Senjata Paling Mematikan Ini?
Kedua, ada kekhawatiran yang sangat nyata bahwa konflik Ukraina akan meningkat.
Rusia telah mengancam perang yang lebih luas di Eropa, dan jika mereka terjebak dalam perperangan di Ukraina, mereka dapat menargetkan anggota NATO yang memasok Ukraina dengan bantuan senjata.
Mantan anggota Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur memiliki banyak alasan untuk takut akan pembenaran perang oleh Putin.
Penggunaan kekuatan militer Rusia juga dalam skala yang berbeda.
Sementara militer Myanmar telah memprovokasi kemarahan dengan membakar ratusan rumah sekaligus.
Ketiga, Myanmar memiliki kepentingan global yang marjinal.
Mereka pernah menjadi ‘kesayangan’ sebagian besar komunitas internasional karena demokratisasinya yang singkat setelah beberapa dekade pemerintahan dipegang oleh militer.
Baca juga: Presiden Zelensky Klaim 9.000 Tentara Rusia Tewas dalam Pertempuran dengan Prajurit Ukraina
Tetapi sebaliknya secara strategis dan ekonomi tidak signifikan di mata kebanyakan negara.
Bandingkan dengan Ukraina, yang merupakan pemasok utama makanan ke Eropa, kekuatan industri, dan jalur pasokan energi yang penting.
Lebih penting lagi, dan salah satu alasan keputusan Presiden Vladimir Putin untuk menyerang, adalah bahwa Ukraina menjadi semakin dekat dan saling bergantung dengan Eropa.
Keempat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memenangkan hati pemimpin Barat melalui kepemimpinannya.