Dijerat Pasal Judi Online Hingga Pencucian Uang, 'Crazy Rich Bandung' Terancam 20 Tahun Penjara
Gatot juga menyampaikan, Doni Salmanan disangkakan pasal mirip 'Crazy Rich Medan' Indra Kenz, terkait judi online hingga penyebaran berita hoaks.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akan memanggil influencer sekaligus affiliator binary option melalui aplikasi Binomo, Doni Salmanan untuk diperiksa pada pekan depan.
"Infonya (pemeriksaan) minggu depan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Kamis (3/3/2022).
Namun Dedi tak menjelaskan secara rinci kapan hari dan waktu pemeriksaan terhadap pria yang dikenal sebagai 'Crazy Rich Bandung' itu.
Yang pasti, menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Gatot Repli, status perkara ini sudah dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Peningkatan status perkara itu setelah penyidik melakukan gelar perkara pada Jumat (4/3) kemarin.
"Sudah dilakukan gelar perkara pada hari ini Jumat tanggal 4 Maret 2022 dan telah diputuskan terhadap perkara DS dinaikan statusnya dari penyelidikan ke penyidikan," ujar Gatot.
Dalam kasus ini, kata Gatot, pihaknya telah memeriksa 10 orang sebagai saksi. Adapun saksi yang diperiksa merupakan saksi pelapor hingga saksi ahli.
Baca juga: Rusia Ancam Hukum Penyebar Berita Bohong Perang di Ukraina, Media Asing dan Lokal Mulai Ketakutan
Baca juga: Pemkab Nagan Raya Mulai Terapkan Tanda Tangan Elektronik
Baca juga: Prediksi Persib vs Persiraja Sabtu Malam: Misi Maung Jaga Peluang Juara, Laskar Rencong Butuh Poin
"Sampai dengan saat ini penyidik sudah meminta keterangan terhadap 10 orang saksi dengan rincian, 7 orang saksi dan 3 orang saksi ahli. Untuk saksi adalah saksi pelapor," ujarnya.
Gatot juga menyampaikan bahwa Doni Salmanan disangkakan pasal mirip 'Crazy Rich Medan' Indra Kenz. Doni disangkakan pasal terkait judi online hingga penyebaran berita bohong alias hoax.
"Pasal yang disangkakan kasus DS yaitu judi online dan penyebaran berita bohong (hoax) melalui media elektronik dan atau penipuan/perbuatan curang dan atau tindak pidana pencucian uang," ujar Gatot.
Pasal itu termaktub dalam Pasal 27 ayat (2) UU Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE. Lalu, Pasal 28 ayat 1 UU Nomor 19 tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE. Berikutnya, pasal 378 KUHP dan pasal 55 KUHP dan atau Pasal 3, pasal 5 dan pasal 10 UU RI Nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan pemberantasan TPPU.
Pasal yang disangkakan kepada Doni Salmanan ini mirip dengan kasus Indra Kenz. Menurut Gatot, ancaman hukuman dalam beleid pasal tersebut maksimal 20 tahun penjara. "Ancaman hukuman maksimal 20 tahun," ujarnya.
Baca juga: Banyak Perempuan Ukraina Angkat Senjata Melawan Rusia: Kami Tak Takut Mati, Hanya Takut Jadi Budak
Baca juga: Angin Puting Beliung di Gayo Lues juga Tumbangkan Pohon Aren Hingga Timpa Satu Rumah
Baca juga: Terungkap Pembicaraan Putin dengan Presiden Prancis, Ukraina Akan Alami Nasib Terburuk
Kepolisian turun tangan mengusut dugaan keterlibatan Doni dalam aplikasi Binomo ini usai dilaporkan oleh korban.
Sebelum Doni, Bareskrim juga sudah menangkap influencer Indra Kesuma alias Indra Kenz lantaran diduga melakukan tindak pidana penipuan investasi Binary Option melalui aplikasi Binomo.
Dia pun telah ditahan untuk 20 hari pertama di Rumah Tahanan (Rutan) Bareskrim Polri terhitung sejak 25 Februari 2021.