Breaking News

Berita Luar Negeri

Terungkap Pembicaraan Putin dengan Presiden Prancis, Ukraina Akan Alami Nasib Terburuk

"Dugaan Presiden (Macron) adalah yang terburuk akan terjadi, mengingat apa yang Presiden Putin katakan kepadanya," kata seorang pembantu senior Presid

Editor: Muhammad Hadi
AFP/SERGEI SUPINSKY
Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

Terungkap Pembicaraan Putin dengan Presiden Prancis, Ukraina Akan Alami Nasib Terburuk

SERAMBINEWS.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron menduga, yang terburuk akan terjadi di Ukraina, setelah melakukan pembicaraan via telepon selama 90 menit dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang tampaknya berniat merebut "seluruh" negara itu.

"Dugaan Presiden (Macron) adalah yang terburuk akan terjadi, mengingat apa yang Presiden Putin katakan kepadanya," kata seorang pembantu senior Presiden Prancis tanpa menyebut nama kepada wartawan, Kamis (3/3/2022), seperti dikutip Channel News Asia.

 "Tidak ada apa pun dalam apa yang Presiden Putin katakan kepada kami yang bisa meyakinkan kami. Dia (Putin) menunjukkan tekad yang besar untuk melanjutkan operasi (militer di Ukraina)," ungkapnya.

Dia menambahkan, Putin "ingin menguasai seluruh Ukraina.

Baca juga: Rusia Bawa Bom Termobarik ke Ukraina, Senjata Paling Ditakuti di Dunia, Paru-paru Manusia Bisa Copot

Dia akan, dengan kata-katanya sendiri, melakukan operasinya untuk menghancurkan Ukraina sampai akhir".

"Anda bisa memahami sejauh mana kata-kata ini mengejutkan dan tidak dapat diterima, dan Presiden (Macron) mengatakan kepadanya bahwa itu bohong," ujar pembantu senior Presiden Prancis itu.

Macron juga mendesak Putin untuk menghindari korban sipil dan mengizinkan akses kemanusiaan.

Bom Termobarik Rusia dibawa ke Ukraina - Sistem peluncur roket multilaras TOS-1A Solntsepek.
Bom Termobarik Rusia dibawa ke Ukraina - Sistem peluncur roket multilaras TOS-1A Solntsepek. ((Wikimedia Commons))

"Presiden Putin menjawab, dia mendukung tetapi tanpa membuat komitmen apa pun," sebutnya seraya menambahkan, Putin membantah bahwa militer Rusia menargetkan infrastruktur sipil di Ukraina.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis (3/3/2022), dia yakin beberapa pemimpin Barat sedang mempersiapkan perang melawan Rusia, dan Moskow akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai akhir.

Baca juga: Politisi Irlandia Kritisi Barat, Sanksi pada Rusia Seharusnya Juga Diterapkan Kepada Israel

Operasi militer Rusia di Ukraina bertujuan, antara lain, untuk memastikan Kyiv tidak bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Lavrov mengungkapkan kepada televisi Pemerintah Rusia.

Dia menyatakan, dirinya tidak ragu bahwa solusi untuk krisis di Ukraina akan ditemukan, dan babak baru pembicaraan akan dimulai antara pejabat Ukraina dan Rusia.

Tapi, dialog Rusia dengan Barat harus berdasarkan pada rasa saling menghormati.

Baca juga: AS Akan Jatuhkan Sanksi ke India karena Tak Dukung Ukraina, Juga Sering Beli Alat Militer ke Rusia

Rusia juga tidak bisa mentolerir apa yang Lavrov katakan sebagai ancaman militer dari Ukraina. Karena itu, dia yakin operasi militer Rusia atas Ukraina benar.

"Pemikiran nuklir terus berputar di kepala politisi Barat tetapi tidak di kepala Rusia," katanya, seperti dikutip Reuters.

"Saya meyakinkan Anda, kami tidak akan membiarkan provokasi apa pun untuk membuat kami tidak seimbang".(*)

Baca juga: Andrei Sukhovetsky Jenderal Berpengaruh Rusia Tewas Dalam Serangan Pasukan Pertahanan Ukraina

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Habis Bicara dengan Putin, Presiden Prancis: Yang Terburuk akan Terjadi di Ukraina

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved