Berita Banda Aceh
Elpiji Non-Subsidi Mahal, Kadis ESDM Aceh Minta Aparat Tindak Pengecer LPG Subsidi di Luar Pangkalan
Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir Mahdinur MT, menyampaikan hal ini dalam Rakor Pengawasan Elpiji Ukuran 3 Kilogram Subsidi di Kantor Dinas ESDM Aceh, Banda
Penulis: Herianto | Editor: Mursal Ismail
Seorang perwakilan polisi yang hadir dalam rakor ini menyatakan pihaknya setuju untuk mencegah terjadinya kelangkaan dibentuk tim terpadu antar lembaga dan disikapi dengan melakukan razia.
Kemudian memberikan sanksi bagi pihak yang melakukan penyalahgunaan distribusi elpiji 3 Kg tersebut.
Ketua Hiswanamigas Aceh, Nahrawi Nurdin juga setuju, untuk mengawasi pendistribusian elpiji 3 Kg, dibentuk tim terpadu antar lembaga dan ditindaklanjuti dengan razia rutin dan intensif.
Ia menyarankan razia itu juga ke kafe dan restoran, rumah makan yang masih menggunakan elpiji subsidi ukuran 3 Kg.
Pasalnya, elpiji subsidi itu hanya diperuntukkan bagi masyarakata miskin dan pedagang usaha mikro dan kecil.
Baca juga: VIDEO - Jokowi Kesal Indonesia Rugi Rp 80 Triliun Gegara Impor Elpiji
Sedangkan pedagang usaha menengah, juga tidak dibolehkan lagi menggunakan elpiji subsidi ukuran 3 Kg, harus beli elpiji non subsdidi ukuran 5,5 Kg, 12 Kg, 50 Kg dan lainnya.
Kabid Migas Dinas ESDM Aceh, Darma, mengatakan langkah lain yang mereka lakukan adalah membuat kartu kendali pemanfaatan elpiji subsidi tabung 3 Kg.
Seperti yang telah dilakukan pangkalan elpiji 3 Kg bersama agen penyalur elpiji di Kota Sabang.
“Yang tidak miliki kartu kendali, tidak berhak mendapat elpiji subsidi ukuran tabung 3 kilogram.
Pemilik kartu kendali itu, adalah orang yang berhak menerima elpiji tabung ukuran 3 Kg, yaitu masyarakat miskin dan pengusaha mikro dan kecil,” ujar Darma.
Sales Maneger Pertamina Aceh, Soni Indro Parbowo, mengatakan pengawasan distribusi elpiji ukuran trabung 3 Kg itu sangat penting dilakukan karena setiap daerah diberikan kuotanya.
Setelah kuotanya habis, maka untuk mendapatkan kuota baru, harus menunggu kuota tahun berikutnya, makanya perlu diawasi, agar kuota tahunan yang diberikan, bisa berjalan hingga akhir tahun.
Pada tahun 2022 ini, sebut Soni, Kementerian ESDM memberikan kuota elpiji subsdidi untuk Aceh sekitar 104.000 metrik ton.
Sejak Januari – Februari 2022, sudah berjalan sebesar 15 persen dan sissanya 10 bulan lagi tinggal 85 persen. (*)