Konflik Rusia vs Ukraina

Di Tengah Invasi Rusia, Jerman Bakal Kirim 2.700 Rudal Buatan Soviet & 23.000 Helm ke Ukraina

Saat ini, Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia.

Editor: Amirullah
AFP/SERGEI SUPINSKY
Anggota layanan Ukraina terlihat di lokasi pertempuran dengan kelompok penyerang Rusia di ibukota Ukraina, Kyiv, pada pagi hari 26 Februari 2022, menurut personel layanan Ukraina di tempat kejadian. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah bahwa negaranya yang pro-Barat tidak akan ditundukkan oleh Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) 

SERAMBINEWS.COM - Invasi Rusia terhadap Ukraina masih terus berlanjut hingga Sabtu (5/2/2022).

Saat ini, Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia.

Menurut sumber dari pemerintah kepada AFP, Jerman mengirimkan sebanyak 2.700 rudal anti-pesawat ke zona konflik tersebut, Kamis (3/3/2022).

Melansir Kompas.com, masih bersumber dari pemerintah, pengiriman senjata pertama Jerman sebanyak 1.000 anti-tank dan 500 rudal anti-pesawat lainnya telah dikirim ke garis depan, Rabu (2/3/2022).

Sementara itu, selama akhir pekan lalu, total 18.000 helm turut dikirim ke Ukraina sehingga jumlah keseluruhan yang disumbangkan oleh Jerman mencapai 23.000.

"Peralatan militer lebih lanjut siap dikirim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dan menyebutkan bahwa beberapa item belum disetujui.

Seorang prajurit Ukraina memeriksa seorang pria yang bersembunyi di lubang perlindungan setelah pesawat tempur Rusia berdengung di atas sekitar 80 kilometer timur laut Kyiv pada 3 Maret 2022.
Seorang prajurit Ukraina memeriksa seorang pria yang bersembunyi di lubang perlindungan setelah pesawat tempur Rusia berdengung di atas sekitar 80 kilometer timur laut Kyiv pada 3 Maret 2022. (Aris Messinis / AFP)

Langkah tersebut dilakukan usai Jerman mendobrak kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata ke zona konfli, yang mana posisi berakar pada kesalahan perang era Nazi.

Di sisi lain, para sekutu mengkritik Berlin lantaran tidak mendukung pemerintah Ukraina dengan senjata tempur.

Awalnya, negara itu menawarkan mengirim 5.000 helm serta membangun rumah sakit lapangan.

Menurut Kanselir Olaf Scholz, invasi Rusia mencerminkan titik balik dalam sejarah yang memaksa Jerman untuk memikirkan kembali prioritasnya, Sabtu (26/2/2022).

Jerman berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar euro (Rp 1,5 kuadriliun) dalam membangun angkatan bersenjatanya sendiri guna menghadapi ancaman Rusia.

Selain itu, pemerintah Jerman juga menyetujui pengiriman persenjataan buatan Jerman ke Ukraina dari negara pihak ketiga, termasuk 400 peluncur roket anti-tank melalui Belanda.

Pemerintah negara itu pun membuka blokade pengiriman delapan meriam howitzer tua yang dibeli Estonia dari Jerman Timur.

Egon Krenz mantan pemimpin negara komunis Jerman pada Januari mengatakan kepada harian Berliner Zeitung, pengiriman senjata Jerman timur akan bertentangan dengan semangat reunifikasi.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)

Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved