Konflik Rusia vs Ukraina
Di Tengah Invasi Rusia, Jerman Bakal Kirim 2.700 Rudal Buatan Soviet & 23.000 Helm ke Ukraina
Saat ini, Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia.
SERAMBINEWS.COM - Invasi Rusia terhadap Ukraina masih terus berlanjut hingga Sabtu (5/2/2022).
Saat ini, Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia.
Menurut sumber dari pemerintah kepada AFP, Jerman mengirimkan sebanyak 2.700 rudal anti-pesawat ke zona konflik tersebut, Kamis (3/3/2022).
Melansir Kompas.com, masih bersumber dari pemerintah, pengiriman senjata pertama Jerman sebanyak 1.000 anti-tank dan 500 rudal anti-pesawat lainnya telah dikirim ke garis depan, Rabu (2/3/2022).
Sementara itu, selama akhir pekan lalu, total 18.000 helm turut dikirim ke Ukraina sehingga jumlah keseluruhan yang disumbangkan oleh Jerman mencapai 23.000.
"Peralatan militer lebih lanjut siap dikirim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dan menyebutkan bahwa beberapa item belum disetujui.

Langkah tersebut dilakukan usai Jerman mendobrak kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata ke zona konfli, yang mana posisi berakar pada kesalahan perang era Nazi.
Di sisi lain, para sekutu mengkritik Berlin lantaran tidak mendukung pemerintah Ukraina dengan senjata tempur.
Awalnya, negara itu menawarkan mengirim 5.000 helm serta membangun rumah sakit lapangan.
Menurut Kanselir Olaf Scholz, invasi Rusia mencerminkan titik balik dalam sejarah yang memaksa Jerman untuk memikirkan kembali prioritasnya, Sabtu (26/2/2022).
Jerman berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar euro (Rp 1,5 kuadriliun) dalam membangun angkatan bersenjatanya sendiri guna menghadapi ancaman Rusia.
Selain itu, pemerintah Jerman juga menyetujui pengiriman persenjataan buatan Jerman ke Ukraina dari negara pihak ketiga, termasuk 400 peluncur roket anti-tank melalui Belanda.
Pemerintah negara itu pun membuka blokade pengiriman delapan meriam howitzer tua yang dibeli Estonia dari Jerman Timur.
Egon Krenz mantan pemimpin negara komunis Jerman pada Januari mengatakan kepada harian Berliner Zeitung, pengiriman senjata Jerman timur akan bertentangan dengan semangat reunifikasi.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)