Berita Pidie
Konflik Gajah dengan Manusia di Pidie Dibahas, Sejumlah Solusi Mencuat, Salah Satunya Kawat Kejut
Rapat ini terkait penanggulangan konflik gajah dengan manusia yang semakin meresahkan masyarakat di sejumlah kawasan kecamatan yang berbasis hutan.
Penulis: Idris Ismail | Editor: Saifullah
Laporan Idris Ismail | Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie menggelar rapat koordinasi di Oproom Setdakab Pidie, Selasa (8/3/2022).
Rapat ini terkait penanggulangan konflik gajah dengan manusia yang semakin meresahkan masyarakat di sejumlah kawasan kecamatan yang berbasis perbukitan atau hutan.
Dalam rapat koordinasi ini, pihak BKSDA Aceh turut menyertakan pihak peneliti konflik gajah dengan manusia dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Kaniwa Berliani SS MSi, dan perwakilan Fauna & Flora Internasional (FFI) serta CRU.
Sedangkan Pemkab Pidie turut menyertakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Firman Maulana SSTP MSi, Kabag Pemerintahan, Al-Manza SSTP, serta 100 peserta (camat dan warga) dari delapan kecamatan yaitu, Tiro, Sakti Keumala, Mila, Glumpang Tiga, Tangse, dan Geumpang.
Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud, ST kepada Serambinews.com, Selasa (8/3/2022), mengatakan, konflik gajah dengan manusia selama beberapa tahun terakhir pada sejumlah kecamatan di Pidie menjadi perhatian bersama.
"Maka lewat rapat koordinasi ini akan memberikan edukasi terhadap masyarakat dalam upaya meminimalisir konflik secara berkepanjangan," sebutnya.
Baca juga: Warga Seumanah Jaya Belajar Pengendalian Konflik Gajah ke Jambi
Menurut Fadhullah, pada dasarnya Pemkab berkomitmen untuk terus memberikan peningkatan kapasitas pemahaman kepada masyarakat khususnya para petani kebun.
Sebab, selama ini kawanan gajah kerap mengusik kenyamanan kawasan kebun dan areal pertanian.
"Pada intinya rapat koordinasi dimaksud dapat menambah referensi pengatahuan warga dalam 'Bersahabat' dalam mengantisipasi konflik dimaksud," jelasnya.
Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto SHut kepada Serambinews.com, Selasa (8/3/2022), mengatakan, penanganan konflik gajah ini pada dasarnya melibatkan semua pihak dengan masyarakat serta FFI, dan CRU.
Maka penanganan proses konflik gajah manusia di Aceh dan khususnya di Pidie pengajuan dana untuk barang dana dan jasa masih dalam proses pengajuan baik dari APBA dan APBN.
"Program penanganan konflik gajah di Pidie, pemasangan kawat kejut sepanjang 20 kilometer (Km), pada salah satu koridor akan dapat segera terlaksana dan kami bersyukur juga pihak gampong mengalokasi dana pemeliharaan pada nantinya," jelas dia.
Baca juga: Gajah Liar Kembali Amuk Tanaman Warga Nagan Raya
BKSDA juga memiliki 28 ekor gajah binaaan yang disebar ke sejumlah CRU di Aceh untuk terus membantu meminimalisir konflik gajah dengan manusia.
Terutama dalam upaya penyelamatan tanaman berbasis perekonomian masyarakat.