Berita Aceh Barat Daya
Mahasiswa Demo ke Kantor Kemenag Aceh Barat Daya, Protes Pernyataan Menteri Agama Yaqut
Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang mengatasnamakan dirinya Solidaritas Umat Islam
BLANGPIDIE - Puluhan mahasiswa dari berbagai organisasi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang mengatasnamakan dirinya Solidaritas Umat Islam Gugat Paksa Menteri Agama Indonesia (Sigupai) mendatangi kantor Kementerian Agama setempat, Senin (7/3/2022).
Kedatangan para mahasiswa itu untuk memprotes pernyataan Menag RI Yaqut Cholil Choumas yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Penyataan Menag Yaqut yang kontroversi ini kemudian menuai gejolak di masyarakat.
Selain itu, Surat Edaran tentang Tata Cara Menggunakan Pengeras Suara di mushala dan masjid juga dipertentangkan di Aceh.

Sebelum mendatangi kantor Kemenag Aceh, massa terlebih dahulu mendatangi kantor DPRK Abdya.
Kedatangan para mahasiswa itu, selain berorasi juga mengajak ketua DPRK Abdya, Nurdianto dan para anggota DPRK Abdya untuk hadir ke kantor Kemenag.
Sehingga, puluhan mahasiswa, ketua, dan anggota DPRK harus berjalan kaki ke kantor Kemenag Abdya yang terpaut sekitar dua ratusan meter.
Aksi sempat berhenti beberapa menit saat memasuki waktu shalat Ashar.
Aksi kembali dilanjutkan, meskipun hujan terus turun dan Plt Kemenag Abdya tidak berada di kantor.
Bahkan, untuk menyemangati teman-temannya agar tidak berhenti melakukan aksi yang terus mengguyur mereka, koordinator lapangan pun membakar ban bekas di depan kantor tersebut.
Baca juga: Mahasiswa Minta Kemenag Aceh Tamiang Abaikan Surat Edaran Menteri Agama soal Suara Azan
Baca juga: Mursil Tegaskan SE Menteri Agama tidak Diterapkan di Aceh Tamiang
Koordinator Lapangan, Afan Fajeri mengatakan bahwa aksi yang dilakukan itu untuk mendesak Presiden Jokowi mencopot Yaqut Cholil Choumas dari menteri agama.
Kedua, mereka meminta Menteri Agama meminta maaf dan segera mencabut dan tidak memberlakukan Surat Edaran yang telah dikeluarkan tersebut di Aceh, khususnya Abdya.
“Kami juga meminta Presiden Jokowi untuk mencopot Kakanwil Kemenag Aceh, karena telah mendukung surat edaran yang telah meresahkan masyarakat,” tegasnya.
Selain itu, katanya, pihaknya juga meminta kepada Plt Kemenag Abdya, Khairul Huda untuk menolak surat edaran menteri agama tersebut.
Plt Kemenag Abdya: Tidak Mungkin Teken Petisi Copot Menteri
Sayangnya, sejumlah tuntutan dan petisi para mahasiswa itu ditolak oleh Plt Kemenag Abdya, Khairul Huda.
Khairul Huda mengaku tidak memiliki kapasitas untuk menolak surat tersebut dan menilai surat edaran itu telah benar, sehingga pihaknya akan melakukan sosialisasi ke sejumlah masjid.
“Kami menghargai dan menghormati apa yang adek-adek sampaikan, tapi untuk teken (petisi copot menteri agama dan cabut surat edaran) tidak mungkin,” ujar Khairul Huda melalui video call di depan para mahasiswa.
Mendengar jawaban itu, para mahasiswa mengaku kesal dan sangat kecewa dengan Plt Kemenag Abdya tersebut.
“Tentu kita sangat kecil hati dan kecewa.
Baca juga: Sejumlah Organisasi Islam di Abdya Gelar Aksi Minta Menteri Agama Dicopot
Kami siap menghalangi jika mereka tetap menerapkan dan mensosialisasi surat edaran tersebut,” tegasnya.
Setelah mendengar penyataan Plt Kemenag Abdya itu, para mahasiswa pun meminta ketua DPRK Abdya, Nurdianto menandatangani surat petisi tentang pencopotan menteri, mencabut surat edaran menteri, dan pencopotan Kakanwil Kemang Aceh.
Setelah surat petisi itu ditandatangani, para mahasiswa itu pun membubarkan diri dan mengaku akan menggelar aksi lanjutan, sampai surat edaran itu tak diberlakukan di Abdya.
Aksi tersebut sempat terjadi ketegangan beberapa saat, namun mampu diredamkan oleh sejumlah anggota polisi yang mengawal aksi.(c50)
Baca juga: Surat Edaran Menteri Agama dan Gagal Pahamnya para Pembenci
Baca juga: BKPRMI Aceh Kecam Keras Pernyataan Menteri Agama Samakan Suara Azan dengan Binatang