Berita Banda Aceh
Ulama Mitra Kritis Pemerintah, Gubernur Buka Mubes Ulama Aceh
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah membuka musyawarah besar (Mubes) Ulama Aceh yang berlangsung di Aula Tgk H Abdullah Ujong Rimba
BANDA ACEH - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah membuka musyawarah besar (Mubes) Ulama Aceh yang berlangsung di Aula Tgk H Abdullah Ujong Rimba, Kompleks Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Senin (7/3/2022) malam.
Kegiatan yang bertema “Melalui Musyawarah Besar Ulama, Kita Perkuat Komitmen Pelaksanaan Syariat Islam Menuju Aceh Bermartabat” ini diikuti oleh 155 orang terdiri atas 5 orang Majelis Syuyukh, 72 orang utusan Ulama dan Cendikiawan keterwakilan perempuan provinsi, 69 orang Ulama dan Cendikiawan utusan kabupaten/kota, 7 orang utusan Badan Otonom MPU Aceh dan 2 orang tenaga ahli.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengapresiasi atas kehadiran ulama Aceh sebagai mitra kritis pemerintah dalam menyusun dan menyelenggarakan berbagai program pembangunan di provinsi ini, baik itu dibidang pendidikan Islam, sosial kemasyarakatan, bidang politik maupun di bidang-lainnya.

“Selama ini, para ulama Aceh sudah membangun kerja sama dengan umara sebagai mitra kritis untuk mengawal setiap kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, menurut kami pertemuan ini sangat berarti bagi kami sebagai umara, mengingat hubungan dan komunikasi yang baik antara ulama dan umara akan menentukan keberlangsungan pembangunan,” sebutnya.
Ia menambahkan, dalam konteks masyarakat Aceh, keharmonisan dan kebersamaan ulama dan umara akan menjamin keberlangsungan pembangunan masyarakat berdasarkan Syariat Islam, seperti yang diamanatkan dalam Undang-Undang.
Di Aceh, sambung Gubernur, peran ulama menjadi semakin strategis karena masyarakat Aceh dikenal sangat religius.
Dan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Aceh memiliki hak untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah yang meliputi akidah, syariah dan akhlak.
“Kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh ulama Aceh, yang selama ini telah banyak memberikan kontribusi tidak ternilai, terhadap berbagai program pembangunan di Aceh,” kata Nova Iriansyah.
Baca juga: Gubernur Buka Mubes Ulama Aceh, Berlangsung hingga 10 Maret 2022
Baca juga: Buka Mubes Ulama Aceh, Gubernur Nova: Peran Ulama Semakin Strategis di Masyarakat Aceh
Ia juga mengungkapkan, bahwa demi melindungi maayarakat, dirinya acapkali meminta Fatwa dan Tausyiah MPU.
“Sebagai daerah asimetris, saya selalu meminta pendapat ulama terhadap sejumlah kebijakan yang akan diambil Pemerintah Aceh.
Pada akhir 2018, saya sempat tidak mengizinkan vaksin rubela sebelum ada fatwa atau minimal Tausyiah MPU Aceh.
Selain itu, kami juga sudah meminta MPU untuk menerbitkan fatwa haram terhadap PUBG,” sebutnya.
Namun, Gubernur menyayangkan hingga hari ini masih banyak generasi muda Aceh memainkan PUBG di sejumlah warung kopi (warkop).
“Daya rusak permainan itu sangat berbahaya.
Oleh karena itu, kami berharap hal ini turut menjadi perhatian MPU pada Mubes kali ini,” kata Gubernur.
“Jangan ragukan dukungan Pemerintah Aceh terhadap MPU.
Baca juga: Gubernur: Pemerintah Aceh Dukung Penuh Mubes Ulama Aceh 7 Maret Mendatang
100 persen, Pemerintah Aceh percaya dan bersama masyarakat akan selalu mendukung dan mentaati Tausyiah dan Fatwa yang diterbitkan oleh MPU,” sambung Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali menyampaikan dalam mengambil keputusan yang bersinggungan dengan masalah agama dan keummatan, Gubernur Aceh selalu meminta pertimbangan MPU.
“Dalam mengambil keputusan terkait umat, Pak Gubernur selalu berkoordinasi dan meminta pertimbangan MPU.
Beberapa di antaranya adalah tentang Tausyiah dan Fatwa terkait vaksin rubela, PUBG, higga domino dan vaksinasi Covid-19.
Ini membuktikan keseriusan Gubernur Aceh menjaga umat dan generasi Aceh, sekaligus mengakui eksistensi dan peran MPU,” kata Tgk Faisal Ali yang akrab disapa Lem Faisal.
Pada kesempatan tersebut, Lem Faisal juga mengapresiasi kehadiran Gubernur pada Mubes Ulama Aceh tahun 2022.
“Sudah tiga kali MPU melaksanakan Mubes, baru kali ini dihadiri dan dibuka langsung oleh Gubernur.
Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih atas kesediaan Pak Gubernur hadir dan membuka Mubes kali ini,” sebutnya.
Dalam pembukaan kegiatan yang berlangsung hingga Kamis (10/3/2022) ini juga dihadiri Ketua Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Prof Dr KH Noor Achmad MA, Ketua DPRA, Dahlan Jamaluddin, Sekda Aceh, Taqwallah, perwakilan unsur Forkopimda Aceh, para Kepala SKPA serta sejumlah tokoh lainnya.
Event Lima Tahunan
KEPALA Sekretariat MPU Aceh, H Murni SE MM menyampaikan penyelenggaraan event lima tahunan ini perlu dilaksanakan untuk menyatukan langkah dan menyamakan persepsi antar ulama se-Aceh.
Hal tersebut guna meningkatkan peran serta ulama dalam pembangunan syariat Islam serta memperkuat lembaga MPU Aceh dalam menghadapi problematika sosial umat yang makin kompleks di masa datang.
Kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antar ulama se-Aceh, menyamakan misi dan persepsi dalam melaksanakan pembangunan bidang syariat Islam, meningkatkan peran serta para ulama dalam berbagai kegiatan pembangunan, khususnya pelaksanaan syariat Islam, merumuskan dan menyusun program dan kegiatan prioritas untuk lima tahun mendatang, meningkatkan independensi ulama, dan memilih anggota dan menetapkan kepengurusan baru MPU Aceh periode masa khidmat 2022-2027. (una)
Baca juga: Ulama Aceh Kecam Pemerintah India Karena Biarkan Penindasan Terhadap Umat Islam
Baca juga: Ghazali Abbas Adan Apresiasi Hasil Silaturahmi Ulama Aceh & Sentil Wali Nanggroe, Begini Sindirannya