Luar Negeri
Venezuela yang Dulu Musuh Kini Dilirik Kembali, AS Cabut Sanksi Ekonomi karena Ingin Impor Minyak
Itu dilakukan setelah pejabat pemerintahan Biden melakukan kunjungan ke Caracas untuk bertemu Presiden Nicolás Maduro.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
Beberapa anggota parlemen AS secara agresif mengecam gagasan bekerja sama dengan Venezuela untuk memungkinkan negara itu mengekspor lebih banyak minyak.
Baca juga: China Kritik Keras Sanksi Barat Pimpinan AS ke Rusia, Dapat Membahayakan Semua Negara
Dilansir dari VoA, saat mantan presiden Donald Trump masih berkuasa, AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Venezuela pada 2019.
Itu terjadi setelah AS mengakui Juan Guaido sebagai presiden yang sah negara itu, dan menuduh Maduro melakukan pemilihan secara curang.
Pemerintahan Trump juga memblokir semua pendapatan AS dari perusahaan minyak nasional Venezuela.
Wall Street Journal melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir beberapa investor AS menyerukan kepada pemerintahan Biden untuk mencabut sanksi terhadap Venezuela sehingga negara itu bisa mengirim lebih banyak minyak mentah ke pasar.
Hal itu akan bisa mengisi kesenjangan yang terjadi seandainya negara-negara Barat memutuskan untuk memberlakukan boikot terhadap minyak dari Rusia.
Baca juga: Australia Tuduh China dan Rusia Ingin Ciptakan Tatanan Dunia Baru, Selandia Baru Jatuhkan Sanksi
Perusahaan minyak AS, Chevron juga telah melobi pemerintahan Biden untuk menyederhanakan penerbitan lisensi untuk menerima dan memperdagangkan minyak di Venezuela.
Kini orang amerika harus merasakan dampak embargo yang dilakukan Biden terhadap Rusia.
Orang Amerika kini harus membayar lebih karena konflik di Ukraina meningkat dan harga minyak yang melonjak.
Harga bensin di AS kini telah melonjak 11 persen dalam seminggu terakhir.
Baca juga: Sanksi Ekonomi Tak Hentikan Invasi Rusia, Para Pemimpin Dunia Hubungi Presiden Xi Jinping, Ada Apa?
Bahkan sebelum konflik Ukraina, harga naik setelah kemerosotan pandemi.
Di radio dan TV Amerika, Partai Republik berbaris untuk menuding kebijakan energi Presiden Biden.
Mereka menyalahkan pemerintah Biden karena menghentikan produksi minyak Amerika. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)