Breaking News

Serambi Awards 2022

Uniki, Kampus Idola Kaum Milenial

Di “Kota Juang” Bireuen terdapat sebuah universitas kebanggaan masyarakat yang letaknya sangat strategis, persis di pinggir jalan nasional Medan-Banda

Editor: IKL
For Serambinews.com
KETUA Dewan Pembina Yayasan Kebangsaan Bireuen, Dr Amiruddin Idris MSi sedang berbincang dengan ulama Aceh, Tgk Muhammad Yusuf (Tu Sop), dan Rektor Uniki, Prof Dr Apridar MSi. 

Tujuan utama pendirian Uniki adalah mengembangkan dunia pendidikan agar dapat dinikmati oleh seluruh anak bangsa.

Mahasiswa disantrikan

Di bawah kepemimpinan Prof Dr Apridar MSi, Uniki mewajibkan mahasiswi dari luar Kota Bireuen yang tinggal di rumah susun sewa (rusunawa) atau asrama mahasiswa dengan fasilitas hotel bintang tiga, untuk ikut kegiatan akademik ekstra, yaitu pembelajaran AlQur’an dan berbagai kajian ilmu agama. Program eksklusif tersebut dicanangkan agar para lulusan memiliki keterampilan tambahan (plus).

“Ini program khusus sekaligus andalan Uniki, di mana mahasiswanya disantrikan,” kata Dr Amiruddin Idris MSi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebangsaan Bireuen.

Amir berkontemplasi dan membuat perbandingan, “Kita lihat sekarang agak langka ilmuwan yang menguasai ilmu agama. Ilmuwan dulu mendalam dan beragam ilmunya. Ilmu agama pun ia kuasai. Nah, melalui program ini, Uniki ingin menghasilkan sarjana yang mantap penguasaan ilmu agamanya.”

Selama mondok di rusunawa, mereka dididik menjadi mahasiswa plus dengan mata kuliah moral agama sebanyak 8 SKS. “Mereka nyantri dan dibimbing oleh delapan guru pamong yang terdiri atas ustaz/ustazah yang didatangkan dari luar, di samping dari kalangan dosen Uniki, khususnya dosen yang berlatar belakang ilmu Pendidikan agama Islam (PAI),” ujar Amiruddin.

Ia tambahkan, bangunan rusunawa itu terdiri atas tiga lantai dan 60 kamar. Per kamar 4 mahasiswi, sehingga jumlahnya 240 orang. Kini, sedang dibangun rusunawa putra. Juga tiga lantai, 60 kamar, dengan kapasitas juga untuk 240 penghuni. Setelah mahasiswi, giliran mahasiswa Uniki disantrikan.

“Syaratnya harus mahasiswa Uniki. Siapa yang mau disantrikan kita tampung di rusunawa, tapi harus tunduk pada aturan pesantren,” ujar Amiruddin.

Dengan adanya kebijakan mulia tersebut, para orang tua wali berlombalomba agar anaknya dapat diterima dalam program khusus tersebut.

Di Uniki juga terlihat jelas konsep pembagian tugas: rektor menjalankan urusan akademik, ketua yayasan merawat dan memelihara aset, sedangkan ketua dewan pembina yayasan melakukan pengadaan serta pembangunan fisik. Minat calon mahasiswa untuk kuliah di kampus ini pun meningkat pesat.

Dalam waktu tiga tahun, Uniki sudah memiliki hampir lima ribuan mahasiswa yang terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Untuk kampus swasta di Aceh, jumlah tersebut merupakan prestasi luar biasa.

Kampus ini tidak membatasi usia mahasiswa yang ingin kuliah. Umur berapa pun diterima. Tapi uniknya, yang paling banyak mendaftar sebagai mahasiswa baru Uniki adalah mereka yang baru tamat SMA, MA, dan SMK. Tahun 2019, lulusan SLTA yang mendaftar sebagai mahasiswa baru Uniki 600 orang, tahun 2020 meningkat jadi 900, dan tahun 2021 bertambah jadi 1.047 orang.

“Bagi kami fakta ini menunjukkan bahwa Uniki merupakan kampus yang diminati kaum milenial dan ini yang akan terus kami pertahankan,” kata Prof Apridar. (*)

DAYA TARIK UNIKI

• Letak kampusnya strategis, di pinggir jalan nasional Banda Aceh-Medan, Desa Blang Bladeh, Bireuen;

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved