Internasional
Pengungsi Wanita Ukraina Jadi Pelacur Setibanya di Israel, Dijalankan Oleh Jaringan Kriminal Yahudi
Para wanita muda Ukraina yang menjadi pengungsi di Israel langsung ditawari menjadi pelacur oleh jaringan kriminal Yahudi.
SERAMBINEWS.COM, RAMALLAH - Para wanita muda Ukraina yang menjadi pengungsi di Israel langsung ditawari menjadi pelacur oleh jaringan kriminal Yahudi.
Sejumlah media Israel melaporkan, puluhan pengungsi perempuan dari negara Eropa Timur itu dieksploitasi oleh jaringan perdagangan manusia.
Selebaran, termasuk informasi pencegahan dan nomor telepon darurat diharapkan akan didistribusikan di antara pengungsi wanita Ukraina setibanya di bandara Isael.
Hal itu sebagai bagian dari langkah-langkah untuk melawan ancaman jaringan kriminal itu.
Dilema moral telah muncul, ketika Israel mulai menerima ratusan orang Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia ke Ukraina.
Tetapi, ada kekhawatiran, beberapa wanita yang datang dipancing untuk menjadi pelacur, menurut laporan media Israel, seperti dilansir AFP, Minggu (20/3/2022).
Baca juga: Pencari Suaka Rusia Ditolak Masuk AS, Pengungsi Ukraina Diizinkan Lintasi Perbatasan Meksiko
Laporan tersebut merinci bagaimana perdagangan manusia Israel dan jaringan kriminal memikat pengungsi Ukraina ke dalam prostitusi saat tiba di Israel.
Dikhawatirkan, hal itu digunakan sebagai alasan bagi pejabat imigrasi Israel untuk menolak masuknya lusinan pengungsi selama dua minggu terakhir.
Menurut laporan TV yang disiarkan pada Kamis (1/3/2022) di Saluran 12 Israel, Kementerian Kesejahteraan Sosial Israel dan Unit Anti-Perdagangan Manusia di Kementerian Kehakiman menerima informasi tentang upaya memikat pengungsi perempuan Ukraina di Israel ke dalam prostitusi.
Upaya untuk memikat perempuan pengungsi tidak dimulai hanya setelah tiba di Israel.
Laporan tersebut mengindikasikan sekitar 100 pengungsi Ukraina berbicara selama interogasi di Bandara Ben Gurion.
Diungkapkan, seseorang menawarkan mereka uang untuk membantu mereka melarikan diri dari zona perang di Ukraina, melintasi perbatasan dan naik pesawat menuju Israel.
Baca juga: AS Akan Atasi Krisis Pengungsi Ukraina, Lebih Dari Tiga Juta Orang Lari ke Negara Tetangga
Para pengungsi wanita menambahkan setelah tiba di Israel, orang yang sama mengatakan kepada mereka bahwa mereka harus menyediakan “layanan seksual untuk membayar kembali uang tersebut.
Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Israel telah menerima informasi dan perincian tentang orang yang bersangkutan, dan kecurigaan atas sebuah jaringan.
Bukan hanya satu orang berusaha memikat wanita pengungsi ke dalam prostitusi.
Kesaksian para pengungsi perempuan itu akan disampaikan kepada polisi untuk membuka penyelidikan.
Selama pembahasan di Knesset pada 14 Maret 2022, Direktur Jenderal Otoritas Kependudukan dan Imigrasi Tomir Moskowitz membenarkan penolakan pengungsi Ukraina memasuki Israel.
Pejabat mengklaim mereka datang untuk bekerja dalam prostitusi.
Baca juga: Pengungsi di Donbass Ungkap Bengisnya Rezim Zelensky: Mengapa Orang Ukraina Terus Membantai Kami?
“Sama seperti mereka datang sebelum perang, mereka juga datang sekarang." ujar Moskowitz.
"Beberapa dari mereka adalah korban perdagangan manusia," tambahnya.
"Beberapa tertarik untuk membawa mereka atau mengundang mereka ke sini,” katanya kepada ArabNews, Minggu (20/3/2022).
Menurut data yang ditinjau oleh Moskowitz, 247 pengungsi Ukraina ditolak masuk dari hampir 10.000 pengungsi yang mencoba memasuki Israel sejak pecahnya perang di Ukraina tiga minggu lalu.
Memikat wanita imigran Ukraina dan Rusia ke dalam prostitusi bukanlah masalah baru di Israel.
Puluhan dari mereka yang berimigrasi ke Israel pada awal 1990-an setelah runtuhnya bekas Uni Soviet dilaporkan direkrut untuk bekerja di prostitusi selama bertahun-tahun.
Baca juga: Lari Dari Perang Houthi, Pengungsi Yaman Kembali Terjebak Perang Ukraina, Lari Lagi ke Negara Lain
Sementara itu, sebuah sumber Israel yang terkait dengan lembaga yang menerima wanita imigran Ukraina mengkonfirmasi perdagangan manusia memang terjadi.
Dia menambahkan ini terjadi tidak hanya di Israel tetapi juga di Eropa.
“Saya mendengar seseorang mendatangi wanita Ukraina itu dan memberi mereka nomor telepon. Ya, itu terjadi, ”kata sumber yang meminta anonimitas.(*)