Internasional
Rusia dan China Memperkuat Hubungan, AS Marah Besar, Beijing Terus Perlihatkan Sikap Bermusuhan
Pemerintah Rusia dan China terus memperkuat hubungan di tengah-tengah konflik Moskow dengan Amerika Serikat (AS) dan Barat.
The New York Times, mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan tidak ada indikasi China memberi tanggapan atas Rusia.
Dikatakan, China telah mengirimkan sinyal yang beragam tentang invasi berdarah Rusia.
Pejabat AS itu mengatakan masih belum mengetahui bagaimana Beijing akan bertindak.
Washington berharap Beijing dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Putin..
Sementara Beijing tidak mendukung sanksi Barat, Gedung Putih menekan raksasa ekonomi itu setidaknya untuk menahan diri dari menyelamatkan Rusia dari potensi gagal bayar atau mengirim persenjataan.
"Kami telah berkomunikasi dengan sangat jelas ke Beijing, kami tidak akan berdiam diri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
“Kami tidak akan mengizinkan negara mana pun untuk memberikan kompensasi kepada Rusia atas kerugiannya," tambahnya.
"Kami mengamati dengan cermat sejauh mana China atau negara lain dalam hal memberikan dukungan bentuk apapun, apakah itu materi atau ekonomi ke Rusia," katanya.
Baca juga: India Sudah Bergantung Persenjataan dari Rusia Seusai Perang Dengan China Pada 1962
Price juga menekankan pengaruh luar biasa China atas Rusia.
Dia mengatakan dapat melakukan lebih dari yang mungkin dilakukan banyak negara lain untuk mengakhiri kekerasan yang tidak masuk akal ini, kebrutalan ini, pada perang yang direncanakan Putin," ujarnya.
Beijing menolak untuk secara langsung menanggapi laporan tersebut, sebaliknya menuduh Washington menyebarkan disinformasi" dengan jahat atas peran China dalam perang Ukraina.
Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan, China telah memainkan peran konstruktif dalam mendesak perdamaian dan menyerukan negosiasi.(*)