Cegah Narkoba
Inilah 7 Langkah Edukasi Bahaya Narkoba terhadap Remaja
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Tgk Bustamam Usman SHI MA menyebut ada tujuh langkah yang bisa menjadi bahan edukasi terkait bahaya narkoba.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, Tgk Bustamam Usman SHI MA menyebut ada tujuh langkah yang bisa menjadi bahan edukasi terkait bahaya narkoba.
SERAMBINEWS.COM – Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai remaja rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
Hal itu mengingat angka coba pakai narkoba yang cukup tinggi, yakni 57 persen atau sekitar 3,4 juta.
KPAI membeberkan data bahwa sebanyak 17,8 persen penghuni Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) terjerat tindak pidana narkotika.
Pada pertengahan tahun 2021, KPAI menyebut sebanyak 82,4 persen anak yang terjerat kasus narkotika berstatus pemakai.
Baca juga: Kronologi Penangkapan Roby Geisha Terkait Narkoba, 8 Gram Ganja Disita, Ditetapkan sebagai Tersangka
Sedangkan 47,1 persen berperan sebagai pengedar, dan 31,4 persen sebagai kurir.
Sejatinya, lingkungan memberi peran yang amat besar. Oleh karena itu sinergitas implementasi Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) sangat dibutuhkan.
Tahun 2019, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada usia remaja meningkat dari 20 % menjadi 24-28 %.
Peningkatan ini tentu menjadi keprihatinan sekaligus kewaspadaan bagi kita bersama.
Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tgk Bustamam Usman SHI MA menyebut ada tujuh langkah yang bisa menjadi bahan edukasi terkait bahaya narkoba.
Baca juga: Bekali Pegiat Antinarkoba, Musriadi Minta Masifkan Kampanye Bahaya Narkoba di Lingkungan Sekolah
Berikut tujuh langkah tersebut:
1. Berikan informasi yang detail mengenai bahaya narkoba
Baik bagi kesehatan, bahaya kecanduan, apa yang akan terjadi pada tubuhnya, bahkan resiko kematian.
Juga konsekuensi hukum apabila menyalahgunakan narkoba apalagi terlibat dalam peredaran gelap. Remaja harus memiliki kecukupan informasi yang benar tentang ini. Dan orang tua tidak boleh hanya bergantung pada sekolah.
2. Jelaskan beberapa contoh kasus penawaran narkoba yang marak terjadi agar remaja waspada
Jangan lupa untuk menjelaskan langkah yang harus diambil apabila berada dalam situasi yang tidak diinginkan (ditawari/dipaksa menyalahgunakan narkoba). Remaja dilatih untuk memperkuat kemampuan menolak narkoba. Orang tua dapat melakukannya melalui simulasi contoh kasus.
3. Libatkan diri dalam pergaulan anak
Kenali siapa saja teman dekatnya, bahkan latar belakang keluarganya. Kenali lingkaran pertemanan anak juga aktivitas hariannya.
Penting juga bagi orang tua untuk terlibat dalam aktivitas sekolah, misalnya kegiatan bakti sosial, aktif menghadiri pertemuan sekolah, serta selalu menjalin komunikasi yang baik dengan guru disekolah.
Hal ini penting agar orang tua memiliki sumber informasi yang cukup apabila mulai terjadi perubahan perilaku pada remaja yang mengarah pada penyalahgunaan narkoba.
Dengan mengetahui sedini mungkin, dapat segera dilakukan tindakan pencegahan.
4. Latih, dampingi, dan dukung remaja dalam manajemen konflik dan pengelolaan stress yang sehat
Usia remaja pada umumnya mengalami berbagai tekanan di lingkungan sosialnya, terutama karena sedang dalam fase berkawan.
Ditambah lagi kebutuhan untuk diakui keberadaannya dalam sebuah pertemanan membuat remaja terkadang menghalalkan segala cara, asal dapat diterima dalam sebuah komunitas yang dia inginkan.
Misalnya untuk masuk dalam suatu kelompok, diwajibkan untuk merokok terlebih dahulu, atau bahkan mengkonsumsi alcohol.
Kemampuan ini seharusnya telah ditanamkan orang tua di fase sebelum remaja, sehingga hanya perlu dilakukan penguatan dan dukungan.
5. Bantu remaja untuk menggali dan mengidentifikasi siapa dirinya
Orang tua harus membangun identitas diri remaja yang positif.
Penanaman iman dan pembiasaan ibadah sesuai agama/keyakinan masing-masing penting dilakukan.
Ajarkan dan beri kesempatan remaja untuk mengambil keputusan dan yakinkan bahwa dia mampu bertanggung jawab dari sebuah keputusan yang diambil.
Orang tua juga dapat membantu remaja untuk mengembangkan keterampilan individual dalam berbagai aspek serta kemapuan pengelolaan waktu dan diri yang baik.
6. Jadilah sahabat untuk anak anda
Jadilah teman yang baik, penuh empati, hangat, dapat dipercaya, selalu menolong dan mampu menjadi pendengar yang baik.
7. Lakukanlah aktivitas bersama secara rutin
Usia remaja sangat menyukai tantangan. Maka aktivitas diluar rumah akan sangat diminati , misalnya hiking, ke pantai, atau wisata alam lainnya.
Sekedar pergi ke toko buku atau menonton film bersama juga dapat mempererat hubungan antara orang tua dengan remaja.
Jika sedang tidak memungkinkan beraktivitas di luar rumah, maka melakukan ibadah bersama atau mengobrol santai sambil mendiskusikan berbagai hal juga dapat menjadi aktivitas yang disukai.
Remaja sangat suka didengarkan. Maka orang tua dapat memanfaatkan dengan berdiskusi tentang nilai-nilai yang baik dalam hidup, simulasi kasus/masalah remaja sehari-hari, bahkan diskusi tentang kasus narkoba yang menjerat seorang publik figur misalnya.
Dari sini orang tua dapat sekaligus melakukan evaluasi seberapa dalam pemahaman remaja terhadap bahaya narkoba. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)