Berita Banda Aceh
Setelah Audiensi, GeRAK dan Transparansi Internasional Indonesia Apresiasi Kadisdik Aceh
Mulai dari prioritas penganggaran, akuntabilitas, pelayanan pendidikan daerah terisolasi, upaya membangun kualitas pendidikan, hingga tata kelola
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
“Tadi dijelaskan oleh Pak Kadis terkait alokasi anggaran untuk kepentingan kualitas murid yang masuk dalam dunia kerja, ini kan butuh suatu perhatian,” kata Askalani.
Selain itu, ada pengurangan terkait proporsi anggaran pembangunan infrastruktur dari tahun sebelumnya dan ini dinilai Askalani sesuatu sesuatu yang bagus.
Karena, lanjut Askalani, jika dilihat dari rombongan belajar (rombel) di daerah-daerah tertentu dengan jumlah murid yang ada tentunya harus ada variabel yang realistis untuk dilihat.
“Misalnya daerah-daerah terisolir yang sering Pak Kadis kunjungi, kemudian dibangunnya pembelajaran kelas jauh itu kan sangat bagus untuk pembangunan dunia pendidikan, dan itu sesuatu yang perlu didukung oleh publik,” tambah Askalani.
Kemudian, dalam sisi pembangunan, menurut Askalani, sudah ada perubahan dimensi, cara pandang, dan cara perencanaan yang ini membutuhkan kesempatan pada tahun berikutnya diprogramkan pada aspek kualitas untuk mewujudkan dunia pendidikan Aceh yang lebih baik.
Sementara itu, peneliti pada Transparansi Internasional Indonesia (TII), Agus Sarwono mengucapkan terima kasih atas sambutan dan kesediaan Kadisdik Aceh membahas isu terkait transparansi akuntabilitas dan partisipasi di sektor pendidikan.
“Harapannya ke depan kita bisa berkolaborasi lebih intens lagi untuk menjalankan program-program yang terkait langsung untuk peningkatan kualitas layanan pendidikan. Selain itu, adanya ruang partisipasi bagi masyarakat sipil untuk memantau program-program pendidikan khususnya di Provinsi Aceh itu langkah yang baik,” kata Agus.
Agus mengaku cukup tertarik karena Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini (Alhudri) membuka ruang partisipasi yang cukup luas, kemudian ada upaya atau komitmen untuk membuka partisipasi publik lewat kanal-kanal website dan seterusnya.
"Hal itu tampaknya penting untuk segera dilakukan, agar tidak terjadi disinformasi di masyarakat soal anggaran dan perencanaan," kata Agus.
“Saya sangat senang ketika Pak Kadis menyampaikan rencana untuk membuka informasi anggaran. Tidak perlu membuka yang baru kan, sudah punya website, jadi websitenya itu bisa dimanfaatkan,” ujar Agus.
Butuh perhatian serius
Dalam kesempatan itu, Askalani juga menuturkan bahwa salah satu yang harus menjadi titik fokus pembangunan pendidikan di Aceh adalah terkait peruntukan anggaran.
“Kalau selama ini peruntukannya lebih banyak pada program infrastruktur, dan ini kan sudah berubah lebih kepada tenaga pendidik, mutu pendidik, mutu pendidikan, artinya yang menjadi prioritas adalah bagaimana tenaga pendidik mampu meningkatkan kualitasnya,” kata Askalani.
Soal penggunaan transportasi, kemudian alat peraga seperti komputer, dan sebagainya itu harus disupport oleh dinas, bukan membuat pelatihan besar-besaran, tapi tidak ada outputnya yang didapat, dan Askalani melihat inilah yang sedang dirancang oleh Dinas Pendidikan saat ini.
“Menurut kita itu sesuatu yang lebih bagus dibandingkan kondisi sebelumnya,” ulas Askalani.