Berita Banda Aceh
Pengeboran Eksplorasi Migas di Laut Andaman Aceh Dimulai Mei 2022
Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyampaikan kabar gembira terkait kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas) di laut Andaman
Selain itu masih ada satu blok lagi yaitu Blok Pertamina EP, yang saat ini sedang proses transisi pemecahan (curveout) agar sesuai dengan PP 23/2015 sehingga nantinya menjadi entitas blok tersendiri di bawah pengawasan BPMA.
Blok itu terdiri dari lapangan minyak Rantau, lapangan minyak Kuala Simpang Barat dan lapangan minyak Kuala Simpang Timur serta lapangan minyak Perlak.
"Insyallah akhir bulan ini kita akan mengadakan FGD antara BPMA, SKK Migas, Pertamina EP, dan Kementrian ESDM untuk segera mengimplementasikan proses curveout tersebut," ungkap Mulyawan.
Ulangi Kejayaan Migas
Mulyawan juga mengungkapkan bahwa wilayah kerja migas di Aceh yang ada saat ini merupakan hasil eksplorasi yang masif para pendahulu di tahun 1971 sehingga menemukan lapangan Arun yang memiliki cadangan 17 TSCF (Giant Discovery).
Baca juga: Pengeboran Eksplorasi Migas di Laut Andaman Aceh Dimulai Mei 2022, Ingin Ulangi Capaian PT Arun
"Setelah itu kegiatan eksplorasi turun karena kondisi konflik.
Nah untuk mengulang kejayaan hulu migas di Aceh, maka diperlukan peningkatan kegiatan eksplorasi," terang Mulyawan.
Sementara Stakeholder Relations Repsol, Amir Faisal Jindan juga berharap semua otoritas di Aceh memberi dukungan atas kegiatan eksplorasi ini, baik BPMA, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, hingga masyarakat.
"Tanpa adanya dukungan, industri ini tidak akan jalan.
Industri ini, industri padat modal dan padat karya.
Kalau padat modal padat risiko.
Dengan risiko yang tinggi, 90 persen kemungkinan gagal dan10 persen harap.
Karena yang dicari barang milik Tuhan.
Jadi kita berharap dan berdoa," ujarnya.
Ia mengaku bersyukur karena sejak melakukan seismik di lepas pantai tahun 2017, respon pemerintah daerah dan masyarakat sangat positif atas kegiatan eksplorasi migas di laut Andaman.