Eksplorasi Migas

Pengeboran Eksplorasi Migas di Laut Andaman Aceh Dimulai Mei 2022, Ingin Ulangi Capaian PT Arun

Setelah pengeboran Timphan - 1 selesai, kata Mulyawan, dilanjutkan pengeboran sumur Rencong 1X pada WK Andaman III yang diperkirakan pada Juli atau Ag

Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/MASRIZAL
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman membuka acara seminar nasional bertema Kebijakan pengelolaan migas di laut Andaman Aceh dan Rapimcab PII Kota Banda Aceh yang digelar PII bersama BPMA dan Repsol di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Kamis (24/3/2022). 

Laporan Masrizal I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyampaikan kabar gembira terkait kegiatan eksplorasi minyak dan gas (migas) di laut Andaman atau 40 mil dari garis pantai Pidie Jaya (Pijay), Pidie, dan Bireuen.

Di mana kegiatan pengeboran migas akan dimulai Mei 2022 pada sumur Timphan-1 pada Wilayah Kerja (WK) Andaman II oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil sebagai operator di bawah pengawasan SKK Migas.

“Pengeboran sumur Timphan - 1 dimulai (tajak) Mei 2022,” ungkap Deputi Perencanaan BPMA Ir Muhammad Mulyawan ST MSc kepada Serambi usai seminar nasional yang digelar BPMA dengan Repsol di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Kamis (24/3/2022).

Eksplorasi Migas Aceh Haruslah untuk Kemaslahatan Bersama

Setelah pengeboran Timphan - 1 selesai, kata Mulyawan, dilanjutkan pengeboran sumur Rencong 1X pada WK Andaman III yang diperkirakan pada Juli atau Agustus mendatang. Pengeboran ini dilakukan oleh perusahaan migas asal Spanyol Repsol Andaman BV yang berada di bawah pengawasan BPMA.

Mulyawan menyatakan, pengeboran migas tersebut akan memakan waktu tiga bulan lamanya, itupun jika tidak terjadi kendala di lapangan. Sementara kedalaman perairan tempat dilakukan pengeboran berkisar antara 1090 - 1200 meter di bawah permukaan laut.

“Sumur Rencong 1X dari hasil analisa seismik sementara terhadap seismik 3D diperkirakan memiliki sumberdaya gas sebesar 3 TSCF, jadi kira2 1/5 nya Arun. Itu sudah sangat besar untuk kondisi kita saat ini,” ungkap Mulyawan.

Dalam kegiatan eksplorasi tersebut, tambah Mulyawan, investor tidak mengalami kendala yang berarti. “Alhamdulillah kendala sudah teratasi, kendala terbesar adalah pengadaan drilling ship (kapal pengeboran) yang mampu untuk melakukan pengeboran di laut dalam,” ungkapnya.

Untuk diketahui, setelah PT Arun melakukan pengapalan gas terakhir ke Jepang sembilan tahun lalu, era kejayaan migas Aceh dianggap sudah berakhir.

Miliki 12 Wilayah Kerja Migas, Aceh Siap Berkontribusi Penuhi Target Nasional, 1 Juta Barel/Hari

Nyatanya, saat ini di Aceh terdapat sejumlah blok migas yang dalam tahap eksplorasi maupun produksi, yang berada di bawah naungan SKK Migas dan BPMA.
Untuk BPMA sendiri, menaungi enam blok, selain Blok Andaman III, juga ada Blok A, Blok B, Blok Pase, Blok Lhokseumawe, dan South Blok A.

Sedangkan blok di bawah SKK Migas yaitu Blok Andaman II, Blok Andaman I, South Andaman, Blok NSO, Blok Krueng Mane, dan Blok Seruway.

Selain itu masih ada satu blok lagi yaitu Blok Pertamina EP, yang saat ini sedang proses transisi pemecahan (curveout) agar sesuai dengan PP 23/2015 sehingga nantinya menjadi entitas blok tersendiri di bawah pengawasan BPMA.

Blok itu terdiri dari lapangan minyak Rantau, lapangan minyak Kuala Simpang Barat dan lapangan minyak Kuala Simpang Timur serta lapangan minyak Perlak.

“Insy Allah akhir bulan ini kita akan mengadakan FGD antara BPMA, SKK Migas, Pertamina EP, dan Kementrian ESDM untuk segera mengimplementasikan proses curveout tersebut,” ungkap Mulyawan.

Ulangi Kejayaan Migas

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved