Berita Bener Meriah
Sosok Istri Dandim Bener Meriah Berprofesi sebagai Dokter Spesialis Saraf, Aktif Berkegiatan Sosial
Ny. Novi Eko Wahyu Sugiarto yang merupakan istri dari Komandan Kodim 0119/Bener Meriah, ternyata berprofesi sebagai dokter spesialis saraf (neurologi
Penulis: Budi Fatria | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Ny Novi Eko Wahyu Sugiarto yang merupakan istri dari Komandan Kodim 0119/Bener Meriah, ternyata berprofesi sebagai dokter spesialis saraf (neurologi).
Diketahui, nama lengkapnya adalah dr Novi Candra Imelda SpN sekarang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muyang Kute, Bener Meriah.
Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) tersebut dikenal aktif menggelar kegiatan-kegiatan sosial di kabupaten berhawa sejuk ini.
Ibu tiga anak ini juga aktif sebagai Ketua Persit KCK Cabang XXV Kodim 0119/Bener Meriah dengan mengikuti berbagai kegiatan di jajaran Kodim setempat.
Baru-baru ini, kegiatan sosial yang digelar oleh Persit KCK Cabang XXV Kodim 0119/Bener Meriah yaitu donor darah.
Baca juga: TNI dan Masyarakat Gotong Royong Bersihkan Parit Tersumbat di Bener Meriah
Diketahui, pada kegiatan tersebut terkumpul sebanyak 70 kantong darah yang diserahkan kepada pihak Rumah Sakit Muyang Kute, untuk kemudian diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Tidak hanya itu, wanita kelahiran Surabaya ini juga menggelar kegiatan penyuluhan penyakit epilepsi kepada masyarakat di ruang tunggu Poliklinik Rumah Sakit Muyang Kute, Bener Meriah, Selasa (22/3/2022).
Kegiatan tersebut digelar dalam rangka memperingati hari epilepsi sedunia atau Purple Day yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 26 Maret.
Pada acara itu, istri Dandim 0119/BM ini menjadi salah satu narasumber bersama sejawatnya dr Laila Fanjri SpN yang sama-sama berprofesi sebagai dokter spesialis saraf (neurologi).
“Sampai saat ini stigma negatif tentang epilepsi atau ayan masih melekat di masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat kita menganggap penyakit ini merupakan penyakit menular dan tidak dapat disembuhkan,” ujar dokter spesialis saraf (neurologi), dr Novi Candra Imelda, SpN kepada Serambinews.com, Jumat (25/3/2022).
Baca juga: Berkunjung ke Mabes TNI AD, Wali Nanggroe Bersama Kasad Bicarakan Hal Ini
Padahal, kata Novi, penyakit epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, sehingga bisa timbul kejang kejang, perubahan perilaku sesaat dan berulang.
Pada umumnya, sebut Novi, penyakit epilepsi ini ditandai dengan pingsan atau kejang secara berulang kali.
Menurutnya, gangguan pada pola aktivitas listrik otak saraf dapat terjadi karena beberapa hal, baik karena kelainan pada jaringan otak, ketidak seimbangan zat kimia di dalam otak, ataupun kombinasi dari beberapa faktor penyebabnya.
“Penyakit epilepsi atau ayan bisa terjadi pada wanita atau pria, dan penyebab epilepsi dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitu epilepsi idiopatik dan epilepsi simptomatik,” ungkap Novi.
Terang Novi lagi, epilepsi idiopatik, yaitu epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui.
Epilepsi jenis ini dikenal sebagai epilepsi idiopatik atau epilepsi primer. Pada epilepsi jenis ini tidak ditemukan kelainan di otak.
Baca juga: Inggris Akan Kirim 6.000 Rudal Anti-Tank dan Bom ke Ukraina
Sementara, epilepsi simptomatik (sekunder) sebut Novi, yaitu epilepsi yang terjadi akibat suatu penyakit yang menyebabkan kerusakan pada otak.
Epilepsi simptomatik atau epilepsi sekunder merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan epilepsi simptomatik, beber Novi, diantaranya adalah cedera kepala, stroke, tumor otak, infeksi otak seperti meningitis atau ensefalitis.
Dirinya juga berharap bagi penderita penyakit epilepsi atau ayan agar rutin minum obat.
“Penyakit epilepsi membutuhkan pengobatan intensif dan waktu yang panjang. Berdasarkan penelitian, 25 persen diantaranya bisa sembuh, dan 50 persen terkontrol dengan minum obat teratur, serta 25 persen tidak bisa dikendalikan,” kata istri dari Dandim 0119/Bener Meriah, Letkol Inf Eko Wahyu Sugiarto. (*)
Baca juga: Gadis Takengon Bunuh Diri di Kamarnya, Tinggalkan 4 Lembar Surat, Isinya Bikin Hati Teriris