Internasional
Uni Eropa Tolak Beli Gas Rusia dengan Rubel, Jerman Mulai Cari Pemasok dari Timur Tengah
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta negara-negara “tidak ramah” agar membeli gas alam Rusia hanya dalam mata uang Rubel.
SERAMBINEWS.COM, BRUSSELS - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta negara-negara “tidak ramah” agar membeli gas alam Rusia hanya dalam mata uang Rubel.
Namun, mulai sekarang mendapat perlakuan tidak ramah dari negara-negara Uni Eropa.
Beberapa pemimpin Uni Eropa mengatakan itu akan menjadi pelanggaran berat terhadap kontrak mereka.
Pernyataan itu mulai dari Kanselir Jerman Olaf Scholz hingga Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Kedua pemimpin itu mengatakan tidak akan memenuhi tuntutan Rusia, seperti dilansir AP, Jumat (25/3/2022).
Ancaman Rusia sangat kuat karena Uni Eropa mengimpor 90 % gas alam yang digunakan untuk menghasilkan listrik, memanaskan rumah, dan memasok industri.
Rusia memasok sebanyak 40 % gas untuk seluruh negara Uni Eropa.
Baca juga: Presiden Amerika Serikat Tuduh Vladimir Putin Manfaatkan Minyak Jadi Mesin Perang
Para ekonom mengatakan langkah seperti itu tampaknya dirancang untuk mencoba mendukung rubel, yang telah runtuh terhadap mata uang lain sejak Rusia menginvasi Ukraina.
Negara-negara Barat menanggapi dengan sanksi yang keras terhadap Moskow.
Membuat tuntutan seperti itu, pada dasarnya akan mengubah kontrak dan membuat mereka batal demi hukum.
Beberapa pemimpin Eropa mengatakan pada hari pertama KTT Uni Eropa pada Kamis (24/3/202022).
Sementara itu, Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck, Jumat (25/3/2022) mengatakan negaranya telah menjalin kontrak dengan pemasok baru dari Timur Tengah.
Sehingga, akan memungkinkannya mengurangi ketergantungannya pada batu bara, gas, dan minyak Rusia dalam beberapa minggu mendatang.
Baca juga: Perdana Menteri Hungaria Tolak Seruan Presiden Ukraina, Pasok Senjata dan Sanksi ke Rusia
Dia mengatakan minyak Rusia akan mencapai sekitar 25