Berita Jakarta
Undang Putin di KTT G20, RI jadi Sorotan Dunia
Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan dunia terkait rencana mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan Konferensi
JAKARTA - Indonesia saat ini tengah menjadi sorotan dunia terkait rencana mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara Anggota G20 yang bakal berlangsung di Bali, pada Oktober mendatang.
Beberapa negara Eropa bahkan mengecam Indonesia.
Di antaranya datang dari Australia.
Negeri Kangguru ini menilai keputusan Indonesia mengundang Putin adalah langkah yang terlalu jauh.
"Saya pikir, di ruangan kita perlu mengundang orang-orang yang tidak menyerang negara lain," kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pada Kamis (24/3/2022), dikutip dari AFP.

Morrison mengaku sudah melakukan kontak langsung dengan Presiden Indonesia Joko Widodo tentang kehadiran Putin di G20, yang mengundang negara-negara perekonomian top dunia, termasuk Amerika Serikat, China, Jepang, dan beberapa negara Eropa.
"Rusia menginvasi Ukraina.
Ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," kata Morrison pada konferensi pers di Melbourne.
Baca juga: KTT G20, Ujian Diplomasi Indonesia
Baca juga: Mengenal G20 yang Jaketnya Dipakai Jokowi saat MotoGP Mandalika, Indonesia Jadi Presidensi
"Dan ide untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin.
Bagi saya, adalah langkah yang terlalu jauh," pungkasnya.
Sementara Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan, Rusia harus dikeluarkan dari ekonomi utama G20.
Topik tersebut diangkat selama pertemuannya dengan para pemimpin dunia di Brussel pada Kamis pagi, sebagaimana dilansir Reuters.
“Jawaban saya adalah ya, tergantung pada G20,” kata Biden.
Biden juga mengatakan jika negara-negara seperti Indonesia dan lainnya yang tidak setuju dengan dikeluarkannya Rusia dari G20, maka dalam pandangannya, juga harus mengundang Ukraina dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, sebelumnya menyatakan bahwa AS akan memimpin tekanan pada Rusia untuk disingkirkan dari forum internasional.