Peran Ulama Dayah Jaga Tradisi Keilmuan di Aceh, Prof Mujiburrahman: Dayah adalah Kampung Peradaban
Bahkan karya-karya para ulama di Aceh ini menjadi fondasi bagi eksistensi peradaban teks dan tradisi tulis di nusantara.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
“Syeikh Mudawaly merupakan ahli fiqh dan tasawuf yang sangat dihormati. Keberadaan Syeikh Mudawaly sebagai “bapak” ideologi menempatkan yang terakhir sebagai hadratus syeikh (maha guru).
“Sebagai hadratus syeikh maka ajaran, pemikiran dan tindakan-tindakannya menjadi rujukan utama para teungku dayah di Aceh, “ ujarnya menjelaskan.
Baca juga: Kisah Santri Yatim Dayah Raudhatul Huda, Antre Becak Barang ke Sekolah, dan Pulang Jalan Kaki
Memperhatikan bahwa dayah sebagai sebagai lembaga tafaqquh fi ddin yang fokus mengkaji dan mengembangkan ilmu-ilmu keislaman (al-‘ulm al-syar’iyyah), maka pada konteks inilah, dayah sebenarnya sangat mungkin menjadi pusat pengkajian setara research-university.
Mengutip referensi dari Mustafied dan kawan-kawan, Prof Mujib mengatakan bahwa dayah bukanlah semata institusi tingkat dasar dan menengah.
Namun juga tingkat tinggi, yang terlihat dalam potensi sumber daya, jaringan, khasanah, dan kelembagaan.
Literatur yang dikaji dayah, dalam semua disiplinnya, banyak yang diakui sebagai world-class.
Selain itu, Prof Mujib juga mengatakan bahwa dayah adalah kampung-peradaban yang menyimpan aneka pengetahuan, jejak masa lampau, potensi masa depan, yang tidak mungkin diabaikan dalam kerangka ke –Indonesia-an.
Dalam acara yang dihadiri peserta dari kalangan ulama dayah ini, selain Prof Mujiburrahman, pemateri lainnya yaitu Tgk H Muhamad Yusuf A Wahab yang merupakan Ketua Pengurus Besar (PB) HUDA dan Tgk H Faisal Ali yang merupakan Ketua Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PW NU) Aceh. (ar)