Tarian
Yuslizar, Sosok Pencipta Tari Ranup Lampuan, Namanya Abadi Sepanjang Massa di Dunia Koreografi Aceh
Ranup atau sirih yang biasanya disajikan oleh penari kepada tamu undangan yang hadir di akhir tarian, membuat tari ini sangat kental keacehannya.
Penulis: Subur Dani | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tari ranup lampuan yang lazimnya dikenal masyarakat Aceh sebagai tari untuk menyambut tamu, hingga kini masih terus menghiasi berbagai acara formal, acara tradisi, acara pemerintah, dan berbagai acara lainnya di Aceh.
Tari ini ditampilkan di awal, sebagai pembuka sebuah acara. Biasanya, tari ini dimainkan oleh 7 penari perempuan dengan pakaian khas inong Aceh.
Alunan alat musik tiup serune kalee dan tabuhan rapai oleh pemusik laki-laki, membuat tarian ini cukup khas dan menjadi sajian pembuka sebuah gelaran acara.
Ranup atau sirih yang biasanya disajikan oleh penari kepada tamu undangan yang hadir di akhir tarian, membuat tari ini sangat kental keacehannya.
• Tari Ranup Lampuan dan Pedang Pora Sambut Pangdam IM
Tari ini benar-benar merepresentasikan masyarakat Aceh yang selalu memuliakan tamu yang datang.
Tari ini sudah ada dan terus dimainkan di Aceh sejak dulu. Lantas siapa sebenarnya pencipta tari ini?
Aliansi Tari Aceh sebuah komunitas di Aceh yang terhimpun sejumlah sanggar/komunitas di dalamnya, menjawab hal itu melalui sebuah diskusi publik yang digelar di Taman Seni Budaya Aceh, Selasa (29/3/2022) malam.
Diskusi publik itu membahas sosok Almarhum Yuslizar, seorang koreografer lawas di Aceh yang telah banyak menciptakan karya tari, salah satunya tari ranup lampuan.
Sosok Yuslizar lah yang menciptakan tari yang hingga kini masih ditarikan oleh sanggar di seluruh Aceh.
Kegiatan dengan mengusung tema “Soe Nyan Yuslizar?" itu dirangkai dengan diskusi dan doa bersama.
Aliansi Tari Aceh sendiri terhimpun dari beberapa komunitas/sanggar yang ada di Aceh yaitu, Sanggar Cut Nyak Dhien, Sanggar Buana, Sanggar Nurul Alam, Sanggar Keumala Intan, Sanggar Mados, Anoma Film dan Atap Kreatif Nusantara.
Kegiatan itu sengaja digelar dengan tujuan mengenang sosok Yuslizar, tokoh koreografer Aceh yang telah redup namanya.
Dalam kegiatan kegiatan itu, Aliansi Tari Aceh menghadirkan dua pembicara, yaitu Marliah Usman Nyak Gade, sebagai salah satu penari pertama ranup lampuan serta Khairul Anwar selaku perwakilan dari seniman masa sekarang. Diskusi itu dipandu oleh Kharis Muharram.
Salah satu pembicara mengatakan, Yuslizar merupakan orang yang sangat kreatif, berkat almarhum sekarang Aceh sudah punya tari penyambutan sendiri yaitu tari ranup lampuan.
"Bang Yus begitu nama panggilan akrab beliau, menciptakan sangat banya karya-karya tari yang sangat familiar seperti tari meusaree-saree, bungoeng si yung-yung, tron u laot dan lainnya," kata Khairul Anwar.
Kegiatan diskusi itu diikuti sekitar 80 orang. Diskusi terlihat jadi lebih menarik karena peserta antusias mengajukan pertanyaan tentang sosok sang koreografer.
“Kegiatan ini sebenarnya salah satu media kampanye panyadaran kepada penari-penari muda akan sosok Yuslizar pencipta tari ranup lampuan. Sangat disayangkan generasi penari sekarang tidak tahu lagi siapa pencipta tari ranup lampuan namun mereka masih aktif menarikan karya beliau," imbuh Riski Fajar selaku Koordinator Aliansi Tari Aceh.(*)