Mendidik Anak

Tips Menjaga Kesehatan Mental Ibu saat Mengasuh Buah Hati Cegah Kekerasan Pada Anak

Kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh seorang ibu berinisial KU di kabupaten Brebes menyita perhatian publik.

Editor: Nur Nihayati
Shutterstock
Ilustrasi Kekerasan pada anak(Shutterstock) 

Kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh seorang ibu berinisial KU di kabupaten Brebes menyita perhatian publik.

SERAMBINEWS.COM -- Anak adalah amanah dititipkan dari Allah SWT.

Didiklah menjadi anak yang soleh dan soleha sesuai ajaran Rasulullah SAW.

Namun begitu ada juga kerap terjadi kekerasan pada anak.

Kasus kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh seorang ibu berinisial KU di kabupaten Brebes menyita perhatian publik.

Pelaku melakukan percobaan pembunuhan terhadap tiga anaknya dengan kematian pada orang anak. Diduga sang ibu memiliki gangguan mental.

Kasus di Brebes tersebut merefleksikan kekerasan terhadap anak dapat dilakukan siapapun. Tidak hanya datang dari orang tidak dikenal, tetapi juga keluarga sendiri.

Psikolog sekaligus dosen Departemen Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Ike Herdiana M Psi mengatakan, ada banyak faktor psikososial yang mendorong kekerasan pada anak terjadi.

Baca juga: Bea Cukai Sita Puluhan Ribu Batang Rokok Ilegal saat Razia Satpol PP Aceh Utara

Baca juga: Warga Mekkah Rindukan Tembakan Meriam Ramadhan, Sudah Berakhir Delapan Tahun Lalu

Faktor-faktor tersebut, lanjut Ike, meliputi adanya tekanan hidup seperti kemiskinan keluarga.

Selain itu peran faktor personal juga tidak dapat dinafikan, seperti gangguan kepribadian, trauma, hingga permasalahan psikologis lainnya. Persoalan ini bisa menghinggapi siapa saja, terutama orang tua.

“Pada dasarnya tidak ada orangtua yang akan menyakiti anaknya dalam keadaan normal,” ujar peneliti spesialisasi perempuan, remaja, dan anak tersebut.

Namun menurutnya, dengan kondisi psikologis yang kurang baik, kesadaran tersebut berpotensi mendorong orangtua untuk melakukan kekerasan pada anak.

Berbeda dengan pandangan umum yang melihat figur laki-laki memiliki tendensi kekerasan yang lebih tinggi, potensi kekerasan sejatinya dapat dieksekusi siapa saja dengan faktor penyebab di atas.

Termasuk, perempuan yang kebanyakan memegang beberapa peran dalam sistem keluarga.

"Seorang perempuan yang multi-tasking, harus berupaya tetap happy supaya sehat mental,” ujar lulusan doktor Ilmu Psikologi UNAIR tersebut.

Figur perempuan rentan untuk melakukan tugas ganda dalam keluarga sebagai istri dan ibu.

Tidak hanya itu, perempuan juga memiliki kiprah yang tak kalah penting dalam masyarakat sebagai aktualisasi diri.

Banyaknya peran yang melekat pada perempuan berpotensi meningkatkan tekanan psikologisnya.

Ia menekankan pentingnya mendukung kesehatan mental perempuan.

Penyokong kesehatan mental dapat berasal dari sisi internal seorang individu, seperti manajemen stres yang baik dan tergabung dalam komunitas sosial.

“Selain itu, adanya sistem pendukung dari keluarga inti, keluarga besar, dan teman juga dapat menguatkan kesehatan mental perempuan,” kuat Ike

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menjaga Kesehatan Mental Ibu saat Mengasuh Buah Hati Cegah Kekerasan Pada Anak, 

Berita terkait lainnya

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved