Tips Parenting Anak
Pernah Bentak Anak? dr Aisah Dahlan Ungkap 3 Langkah Healing yang Wajib Dilakukan Orang Tua
Psikolog dan konselor keluarga, dr Aisah Dahlan, mengingatkan bahwa hati anak tetap bisa dipulihkan meski sudah terlanjur dibentak atau dimarahi.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Sebagai orang tua mungkin anda pernah membentak atau memarahi anak, entah itu karena kesal atau terbawa emosi anda.
Bahkan tidak sedikit orang tua yang merasa memarahi dan membentak anak adalah bagian “normal” dalam mendidik.
Namun menurut pakar neurosains sekaligus konsultan keluarga, dr Aisah Dahlan, kebiasaan marah-marah, membentak, mencubit, atau memukul anak bukan hanya melukai hati, melainkan juga merusak otaknya secara nyata.
Dalam penjelasannya, dr Aisah Dahlan menegaskan bahwa marah kepada anak adalah tindakan yang berdampak langsung pada struktur saraf dan kesehatan mental mereka.
Jika anda termasuk orang tua yang pernah membentak anak, segeralah melakukan proses healing agar bentakan tersebut suatu saat tidak menjadi bom waktu pada anak.
Psikolog dan konselor keluarga, dr Aisah Dahlan, mengingatkan bahwa hati anak tetap bisa dipulihkan meski sudah terlanjur dibentak atau dimarahi.
Baca juga: Bukan Sok Tahu, dr Aisah Dahlan : Ini 4 Alasan Ilmiah Kenapa Laki-Laki Suka Terlihat ‘Paling Bisa’
Namun, ada satu syarat utama sebelum orang tua mulai melakukan proses healing.
“Bagaimana kita mau healing anak kalau bapak ibunya masih marah terus? Berhenti dulu marahnya,” tegas dr Aisah dikutip Serambinews.com dari YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan, Selasa (18/11/2025).
Setelah emosi mereda, barulah orang tua bisa melakukan serangkaian langkah untuk menyembuhkan luka emosional anak.
Berikut penjelasannya:
1. Minta Maaf Secara Spesifik
Menurut dr Aisah, permintaan maaf tidak boleh dilakukan secara umum atau sekadar basa-basi. Orang tua harus memanggil anak dan menyebutkan peristiwa spesifik yang terjadi.
Baca juga: Dear Ayah, 7 Teknik Komunikasi agar Anak Perempuan Mau Cerita dan Membuka Hati, Kata dr Aisah Dahlan
Contohnya:
“Minggu lalu Bunda teriak karena kamu loncat-loncat di tempat tidur.”
Penyebutan peristiwa tertentu membantu anak “meng-Googling” memorinya, sehingga ia memahami konteks dan tahu kesalahan mana yang sedang diperbaiki orang tua.
2. Perhatikan Respons Anak
Respons anak akan menunjukkan seberapa dalam memori luka tersebut.
| Dear Ayah, 7 Teknik Komunikasi agar Anak Perempuan Mau Cerita dan Membuka Hati, Kata dr Aisah Dahlan |
|
|---|
| 5 Dampak Buruk Sering Marahi & Bentak Anak, dr Aisah Dahlan: Saraf Otak Rusak hingga Gangguan Mental |
|
|---|
| 8 Pesan dr Aisah Dahlan untuk Orang Tua Saat Anak Jadi Korban Bullying, Jangan Paksa Anak Bicara |
|
|---|
| Anak Umur 3 Tahun Suka Lempar Barang? dr Aisah Dahlan Ungkap Alasannya, Jangan Langsung Dimarahi! |
|
|---|
| 5 Cara Menghadapi Suami yang Keras pada Anak Menurut dr Aisah Dahlan, Nomor 3 Kuncinya di Doa! |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/dr-Aisah-Dahlan-mengungkap-alasan-di-balik-larangan-menasehati-anak-laki-laki.jpg)