Breaking News

Kupi Beungoh

Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XIX) - Stratak Putin, PAHE, dan Cot Kafiraton

Titik perang paling berat hari ini adalah di kota Mariupol, kota pelabuhan paling strategis di Laut Hitam.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Penguasaan kota Mariopol juga akan memberikan kemudahan akses darat Rusia ke semanjung Crimea yang dikuasai pada tahun 2014, tidak lagi hanya akses laut seperti sebelumnya.

Bagi Rusia hari ini, setelah gagal di Kiev, maka perebutan Mariupol menjadi titik kritis yang menentukan.

Sebagai negara adikuasa, dengan perimbangan militer 10 banding 1 dengan Ukraina, Rusia tidak hanya dipermalukan karena kegagalan rencana “blitzkerg” perang 3-6 hari.

Putin yang diperkirakan mengambil alih ibu kota Kiev, harus menerima kenyataan untuk menarik pasukanya dari Kiev dan beberapa kawasan lainnya.

Sebenarnya jika saja Rusia menggunakan strategi penghancuran Suriah di Ukraina, bukan tidak mungkin Putin akan menguasai Kiev.

Seperti diwartakan oleh beberapa media internasional, gempuran udara Rusia dalam Perang Suriah menggunakan pesawat tempur canggih Su-24M dan Su-35S, dan “indatu” bom, yakni bom thermobaric, yang mempunyai daya bunuh dahsyat.

Bom yang sama juga pernah dipakai AS dalam perang Irak dan Afghanstan. 

Sekitar 24.000 sipil tewas, berikut dengan lebih kurang 42.000 cedera di Suriah.

Hal itu membuat Presiden Bashir Assad kembali kuat, dan menguasai lagi banyak kawasan yang sebelumnya dikuasai oleh berbagai faksi Suriah yang melawan Assad.

Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (V), Laboratorium Suriah Putin, untuk Ukraina?

Baca juga: VIDEO - Tentara Bayaran Suriah Direkrut Rusia, Dapat Imbalan 50 Kali Lipat Gaji Bulanan

Tak Segarang di Suriah

Dari berbagai gambaran dan foto-foto yang ada, serangan Rusia di Kiev dan beberapa kota lainya di Ukraina, yang membunuh sekitar 1.600 warga sipil saja telah membuat teriakan publik internasional yang begitu luar biasa.

Kalau harus jujur sebenarnya, kejadian itu belum mencapai sepertiga dari yang dilakukan Rusia di Suriah.

Teriakan hari ini yang memberitakan dengan gambar mayat-mayat di jalanan kota Bocha yang dituduh dibunuh oleh pasukan Rusia, tidak ada artinya jika dibandingkan dengan kematian sipil pemboman Rusia di Provinsi Idlib dan kota Aleppo di Suriah pada tahun 2014.

Anehnya respons internasional ketika hal terjadi di Suriah sangat kecil dibandingkan dengan kejadian di Ukraina hari ini.

Soalnya sangat sederhana, Presiden Assad membunuh rakyatnya, Rusia membantunya, AS hendak menggulingkan Assad.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved