Internasional

Putin Marah, Amerika Serikat Jatuhkan Sanksi ke Putrinya, Jet Tempur Bombardir Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin meluapkan kemarahan atas sanksi dijatuhkan kepada putrinya dan seluruh perbankan negaranya.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Sebuah bangunan tempat tinggal yang hancur di kota Borodianka, baratlaut Kiev, Ukraina hancur seusai dibombardir jet tempur Rusia pada Rabu (6/4/2022). 

SERAMBINEWS. COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin meluapkan kemarahan atas sanksi dijatuhkan kepada putrinya dan seluruh perbankan negaranya.

Putin langusng memerintahkan pasukan Rusia membombardir kota-kota di Ukraina dengan serangan udara dan darat.

Keputusan itu diambil Putin, setelah Amerika Serikat memberlakukan lebih banyak sanksi kepada negaranya, teruama putrinya pada Rabu (6/4/2022).

AS menilai Rusia melakukan pembunuhan warga sipil yang secara luas di Kota Bucha, pinggiran Ibu Kota Kiev, seperti dilansir AP, Kamis (7/4/2022).

Rusia mendapat kecaman keras, bahkan dituding telah melakukan kejahatan perang.

Presiden Ukraina juga mendesak tanggapan Barat yang tegas di tengah perpecahan di Uni Eropa.

Baca juga: Amerika Serikat Takut Gunakan Kekuatan Militer ke Ukraina, Lebih Pilih Sanksi Keras ke Rusia

Invasi Rusia selama 42 hari telah memaksa lebih dari 4 juta orang melarikan diri ke luar negeri.

Bahkan, telah membunuh atau melukai ribuan warga Ukraina, sehingga seperempat populasi kehilangan tempat tinggal.

Sehingga, mengubah seluruh kota menjadi puing-puing dan mendorong banyak pembatasan Barat pada elit Rusia dan ekonomi.

Langkah-langkah baru yang diumumkan oleh Washington termasuk sanksi terhadap dua putri dewasa Presiden Vladimir Putin.

Hanya berselang beberapa hari setelah penemuan suram warga sipil ditembak mati dari jarak dekat di Bucha, utara Kiev, ketika direbut kembali dari pasukan Rusia.

"Kami akan terus meningkatkan biaya ekonomi dan meningkatkan rasa sakit bagi Putin, dan selanjutnya meningkatkan isolasi ekonomi Rusia," kata Presiden AS Joe Biden.

Baca juga: Pencabutan Sanksi ke Rusia Bukanlah Sebuah Permainan, Tergantung Sikap Presiden Ukraina

Amerika Serikat ingin Rusia dikeluarkan dari forum G20, dan akan memboikot sejumlah pertemuan G20 di Indonesia jika pejabat Rusia muncul, menurut Menteri Keuangan Janet Yellen.

Tetapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik beberapa orang di Barat.

Dia mengatakan tidak bisa mentolerir keragu-raguan apapun.

“Satu-satunya hal yang kita kurang, pendekatan prinsip dari beberapa pemimpin politik, bisnis yang masih berpikir perang dan kejahatan perang bukanlah sesuatu yang mengerikan seperti kerugian finansial,” katanya kepada anggota parlemen Irlandia pada Kamis (7/4/2022).

Para diplomat Uni Eropa pada Rabu (6/4/2022) gagal menyetujui sanksi baru, karena masalah teknis perlu ditangani, termasuk larangan batu bara akan memengaruhi kontrak yang ada.

Anggota Uni Eropa Hungaria mengatakan pihaknya siap untuk memenuhi permintaan Rusia untuk membayar rubel untuk gasnya.

Baca juga: Senator AS Minta Biden Jatuhkan Sanksi Permanen ke Rusia, Vladimir Putin Masih Berkuasa Atau Mati

Tetapi, melanggar peringkat dengan sisa blok dan menyoroti ketergantungan benua pada impor yang telah menahannya dari tanggapan yang lebih keras terhadap Kremlin.

Pembuat kebijakan Barat telah mengecam pembunuhan di Bucha sebagai kejahatan perang.

Pejabat Ukraina mengatakan kuburan massal oleh sebuah gereja berisi antara 150 dan 300 mayat.

Moskow membantah menargetkan warga sipil di sana atau di tempat lain.

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan gambar mayat di Bucha dipentaskan untuk membenarkan lebih banyak sanksi terhadap Moskow dan menggagalkan pembicaraan damai dengan Kiev.

Rusia mengatakan pihaknya terlibat dalam operasi militer khusus untuk mendemilitarisasi dan mendenazifikasi Ukraina.

Baca juga: VIDEO - Rusia Bersiap Serang Inggris, Perperangan Makin Memanas


Ukraina dan pemerintah Barat menolak itu sebagai dalih palsu untuk invasi.

Mencerminkan ketakutan seperti itu, eksekutif UE mengatakan telah memulai operasi penimbunan untuk meningkatkan pertahanannya terhadap ancaman kimia, nuklir dan biologi Rusia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved