Internasional
Senator AS Minta Biden Jatuhkan Sanksi Permanen ke Rusia, Vladimir Putin Masih Berkuasa Atau Mati
Para Senator AS sepakat meminta Presiden AS Joe Biden menjatuhkan sanksi permanen ke Rusia. Permintaan itu didasarkan bukti nyata, pasukan Rusia
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Para Senator AS sepakat meminta Presiden AS Joe Biden menjatuhkan sanksi permanen ke Rusia.
Permintaan itu didasarkan bukti nyata, pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil Ukraina.
Anggota parlemen AS bersikeras Amerika dan sekutunya harus mempertahankan sanksi terhadap Moskow selama Vladimir Putin tetap berkuasa, bahkan jika pasuka mundur dari Ukraina.
Sentimen tersebut terus muncul di Kongres, di mana anti-Putin kuat dan bipartisan.
Namun, permintaanitu menempatkan Gedung Putih dalam posisi yang sulit, membuatnya berpotensi lebih sulit untuk membawa perdamaian ke Ukraina dengan menarik Putin melalui keringanan sanksi.
Para pembuat undang-undang ingin menghukum Putin atas apa yang telah dia lakukan terhadap Ukraina dan warga sipil yang tidak bersalah.
Mereka menolak gagasan untuk memungkinkan ekonomi Rusia dihidupkan kembali dengan Putin masih berkuasa.
Sebagian Senator AS tidak mempercayainya untuk tidak kembali. menyerang kembali Ukraina, seperti dilansir USA Today, Rabu (6/4/2022).
“Selama kita sepakat, Putin sebagai penjahat perang, melakukan kejahatan, bagaimana kita bisa dengan hati nurani mencabut sanksi? ” tanya Senator Republik, Mike Waltz.
Dia juga menyerukan hukuman yang lebih berat lagi ke Moskow.
Baca juga: Senator AS, Presiden Ukraina Sampai Dubes Ukraina untuk AS, Minta Barat Kirim Jet Tempur
Senator Republik lainnya, Tom Malinowski yang menjabat sebagai pejabat tinggi hak asasi manusia di pemerintahan Obama, berbagi sentimen serupa dalam sebuah wawancara.
"Saya tidak bisa membayangkan mengembalikan kekayaan Rusia kepada Putin setelah apa yang telah dia lakukan dan sementara Ukraina hancur," kata Malinowski.
Terlepas dari pernyataan yang menyatakan sebaliknya dari Presiden Joe Biden, pemerintahannya bersikeras tidak mencari perubahan rezim di Rusia.
Saat ini, lebih fokus pada peningkatan tekanan, bukan menghilangkannya.
Pada Rabu (6/4/20220, pemerintah AS meluncurkan sanksi baru yang targetnya termasuk bank Rusia dan putri Putin .