Berita Jakarta
Pemerintah Hati-hati Naikan Harga Pertalite
Pemerintah memberikan subsidi besar untuk dua jenis bahan bakar minyak, yaitu Solar dan Pertalite serta elpiji 3 kilogram
Harga BBM Indonesia menggunakan rujukan Permen ESDM No.20/2021 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Harga BBM RON 92 (jenis BBM umum) dihitung menggunakan formula biaya perolehan (bahan baku & pengolahan) + biaya distribusi + biaya penyimpanan + margin usaha + PPN + PBBKB.
"Berdasarkan formulasi tersebut harga keekonomian BBM RON 92 saat ini berada pada kisaran Rp 15.000-Rp 17.000 per liter," ujarnya.
Namun, Pertamina menetapkan harga jual BBM RON 92 atau Pertamax per 1 April 2022 sebesar Rp 12.500 setelah hampir tiga tahun lamanya tidak mengalami penyesuaian.
Kenaikan tersebut dipengaruhi sejumlah faktor, terutama harga minyak mentah dunia dan kurs dolar AS terhadap mata uang rupiah serta daya beli masyarakat.
Padahal, beberapa pesaing Pertamina berkali-kali menaikkan harga, termasuk terakhir pada pertengahan pekan ini.
Hingga akhir pekan ini, Pertamax adalah satu-satunya BBM RON 92 paling murah harganya.
Sementara badan usaha lain kembali menaikkan harga BBM RON tersebut.
Vivo misalnya, menaikkan Revvo 92 (RON) 92 menjadi Rp12.900 dan BP 92 (RON 92) yang dijual di SPBU BP-AKR Rp 12.990.
Adapun V-Power (RON 92) Shell dijual Rp 16.500 per liter.
Alami Gangguan Pasokan
Analis Komoditas yang juga Direktur Ekuator Swarna Investama, Hans Kwee mengatakan, wajar bahwa harga BBM termasuk juga elpiji, saat ini dalam tren naik karena kedua komoditas tersebut mengalami gangguan pasokan akibat geopolitik global.
Sebagian besar kenaikan akhir-akhir ini karena perang di Ukraina di mana negara anggota NATO mengurangi pembelian gas dan minyak Rusia dan mencari sumber lain.
Hans mengapresiasi sikap pemerintah dan Pertamina yang tidak menaikkan harga Biosolar, Pertalite, dan elpiji 3 kg.
Pasalnya, ketiga komoditas tersebut dikonsumsi masyarakat kelas menegah ke bawah dan dipakai untuk transpostasi publik dan barang dan jasa.
"Bila tiga komponen ini naik, inflasi akan naik tinggi dan daya beli masyarakat kelas menegah ke bawah akan sangat terganggu,” ujarnya. (antaranews.com)
Baca juga: Anggota DPR Anwar Idris: Masyarakat Beralih ke Pertalite, Akibatnya Sering Habis di SPBU
Baca juga: Tak Main-Main, SPBU “Nakal” Sebabkan Kelangkaan Pertalite di Bener Meriah akan Ditindak Tegas