Berita Banda Aceh
Demo di Banda Aceh Sempat Tegang
Dalam demo yang sempat terjadi ketegangan di akhir aksi itu, mahasiswa secara bergantian memprotes kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga bahan
Dengan suara lantang, mahasiswi itu berdiri di atas mobil pikap.
Pendemo yang mengaku berasal dari masyarakat kalangan bawah sangat merasakan dampak dari kenaikan harga bahan pokok serta BBM.
"Kemarin minyak goreng hilang, hari ini Pertamax naik.
Saya merasa keberatan atas kenaikan bahan pokok," ungkapnya.
Di akhir unjuk rasa, massa menyampaikan sembilan tuntutan kepada Plt Ketua DPRA, Safaruddin.
Di antara isi petisi itu adalah meminta DPRA untuk mendesak pemerintah pusat menurunkan harga BBM dan PPN.
"Meminta DPRA untuk mendesak pemerintah pusat menstabilkan harga pangan dan sembako yang berimbas dari kenaikan BBM dan PPN serta meminta kerja nyata dan cepat pemerintah untuk menstabilkan harga serta ketersediaan bahan pangan dan sembako," baca Korlap Saifullah.
Massa juga meminta pemerintah menuntaskan konflik agraria di Aceh paling telat Juni 2022.
"Revisi kembali JKA agar bisa dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat kecuali golongan ASN," tambahnya.
Pada poin lain, massa mendesak Gubernur Aceh untuk membuat regulasi agar setiap keuchik melakukan kontrol pangkalan elpiji dalam mengatasi penyelewengan dan kenaikan gas subsidi.
Massa juga mendesak DPRA dan Pemerintah Aceh menuntaskan kelangkaan BBM di Aceh, khususnya jenis pertalite dan solar.
"Harga Pertalite memang tidak naik, Petamax yang naik, tapi Pertalite langka, akhirnya kita pakai Petamax juga," demikian bunyi petisi mahasiswa.
Dukung mahasiswa
Plt Ketua DPRA, Safaruddin saat menerima mahasiswa menegaskan bahwa secara kelembagaan pihaknya mendukung apa yang disuarakan mahasiswa terkait isu nasional yang sedang merebak saat ini.
"DPRA satu suara dengan kalian," katanya.