Petani Abdya

Distanpan Abdya Akui Kekurangan Mesin Pemotong Padi

Maka dari itu, Nasruddin mengaku sudah menggelar rapat dengan bagian pengelola, dan meminta kepada pengelola untuk mendata mesin yang rusak dan segera

Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Ansari Hasyim
Serambinews.com
Petani Kabupaten Abdya, memasuki era modernisasi alat pertanian. Sepeti petani kawasan Blang Beuah Desa Pawoh, Susoh, memanen gabah menggunakan mesin potong padi atau combine harvester, Minggu (14/6/2020). Ongkos panen dengan mesin Rp 12.500 per satu goni gabah isi 50 kg. 

Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Barat Daya (Distanpan Abdya) mengaku saat ini masih kekurangan mesin pemotong padi (combine harvester).

“Iya, memang saat ini, kita hanya ada 11 unit mesin potong padi yang ready siap bekerja, selebihnya rusak,” ujar kepala Distanpan Abdya, drh Nasruddin saat dikonfirmasi Serambinews.com, Selasa (12/4/2022) merespons pemberitaan sejumlah petani di Abdya terancam rugi.

Saat ini, katanya, petani di Abdya kekurangan mesin potong padi, akibat sejumlah kabupaten lainnya juga memasuki masa panen.

“Apalagi, selama ini, kita memang kekurangan alat, dan masih bergantung pada pihak swasta,” ungkapnya.

Maka dari itu, Nasruddin mengaku sudah menggelar rapat dengan bagian pengelola, dan meminta kepada pengelola untuk mendata mesin yang rusak dan segera diperbaiki.

“Kalau rusak sedang, maka kita perbaiki segera, kalau rusak berat, maka harus beli mesin baru,” cetusnya.

Menurutnya, kebutuhan mesin padi di bumo brueh sigupai diperkirakan mencapai 96 unit, jika panen serentak.

“Kalau tidak serentak, dengan luas lahan 8200 hektar lebih, maka kita membutuhkan 40 unit mesin pemotong padi dangan waktu 45 hari. Sementara, mesin kita yang siap kerja saat ini, hanya 11 unit, makanya seperti ini,” pungkasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved