Teroris Cuci Otak 77 Anak, Polisi Koordinasi dengan KPAI
Menurut dia, terdapat juga 126 orang yang saat ini sudah dewasa, namun direkrut NII ketika masih berusia belasan tahun.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengaku mendapati puluhan anak di bawah umur 13 tahun bergabung dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII) saat ini. Mereka dibaiat atau sumpah setia kepada kelompok.
"Perekutan anggota NII dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia. Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa (12/4/2022).
Tak hanya itu, Ramadhan juga menyatakan bahwa penyidik Densus 88 menemukan fakta adanya ratusan orang dewasa yang telah menjadi bagian anggota NII sejak masih berusia belasan tahun.
Menurut dia, terdapat juga 126 orang yang saat ini sudah dewasa, namun direkrut NII ketika masih berusia belasan tahun.
Ramadhan menuturkan Polri saat ini tengah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk dapat mengembangkan jaringan tersebut.
Secara keseluruhan Ramadhan menyebut jumlah anggota NII di Sumbar mencapai 1.125 orang. Mereka semua diduga telah dibaiat menjadi anggota NII. Fakta itu diketahui seusai penyidik Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memeriksa 16 anggota teroris NII yang tertangkap di Sumbar pada Jumat (25/3) lalu.
Baca juga: Sosok Satu Terduga Pengeroyok Ade Armando Terungkap, Bukan Mahasiswa Tapi Ini Kerjanya
Baca juga: Tatapan Pep Guardiola ke Virgil van Dijk Jadi Perbincangan, Netizen: Seperti Mantan Kekasih
Baca juga: Mengaku Mantap Gugat Cerai Aufar Hutapea, Olla Ramlan Bicara soal Kemungkinan Rujuk
"Struktur NII berada pada tingkatan cabang atau kecamatan istilah NII tersebut adalah CV. Dengan anggota mencapai 1.125 anggota," ujar Ramadhan.
Dari total jumlah itu, anggota NII yang masih aktif mencapai 400 orang di Sumbar. Sisanya, anggota itu tak aktif berkegiatan meskipun telah dibaiat menjadi anggota NII.
"Sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya non aktif atau sudah berbaiat namun belum aktif dalam kegiatan NII. Yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan kembali apabila perlu," jelas Ramadhan.
Ramadhan juga menjelaskan sebaran anggota teroris NII di Sumbar. Ternyata, mayoritas anggota NII berada di Kabupaten Dharmasraya. "Dari jumlah total di Sumbar, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang berada di Kabupaten Tanah Datar," ungkap Ramadhan.
Di sisi lain, Ramadhan mengungkapkan bahwa proses perekrutan anggota NII digelar secara terstruktur.
Dia menyebut NII memiliki struktur organisasi yang rapih serta sistematis. Untuk bergabung dengan kelompok ini, kata Ramadhan, harus melalui empat tahap perekrutan yang disebut sebagai pencorakan.
"Selain itu, setiap calon warga harus melalui tiga tahap baiat," ucap dia.
Baca juga: Ukraina Temukan Bukti, Tentara Rusia Sudah Rencanakan Pembunuhan dan Pemerkosaan Warga Sipil
Baca juga: Banda Aceh Kembali ke Level Satu Covid-19, Satu-satunya Kota di Aceh Dalam Level Aman
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara
Ramadhan juga menyebut NII memiliki ancaman teror yang besar. Misalnya, mereka memiliki keinginan mengubah ideologi pancasila dengan ideologi lain. Jaringan ini berhubungan langsung dengan kelompok teroris yang ada di Jakarta, Jawa Barat dan Bali.
"Jaringan NII sudah masif di Indonesia antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku dan Sumbar. Dari serangkaian rencana tersebut juga, adanya upaya serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah. Mempersiapkan senjata tajam yang disebutkan dengan nama golok dan mencari para pandai besi," jelas Ramadhan.