Internasional
Pasukan Rusia di Bucha Jadikan Kekerasan Seksual Senjata Perang, Memperkosa, Membunuh dan Menghamili
Pasukan Rusia menjadikan kekerasan seksual sebagai senjata perang saat bercokol di Kota Bucha, hanya satu jam perjalanan dari Ibu Kota Ukraina.
SERAMBINEWS.COM, KIEV - Pasukan Rusia menjadikan kekerasan seksual sebagai senjata perang saat bercokol di Kota Bucha, hanya satu jam perjalanan dari Ibu Kota Ukraina.
Bucha telah menjadi tempat terjadinya beberapa kekejaman perang yang paling buruk.
Khususnya, kekerasan seksual terhadap perempuan sipil di kawasan itu.
Seorang wanita yang hanya mengenakan mantel bulu ditemukan dengan peluru di kepala di dalam ruang bawah tanah
sebuah rumah yang dijarah, kata pemilik rumah kepada The New York Times, Selasa (12/4/2022).
Di dekat jasad wanita itu ditemukan beberapa bungkus kondom.
Ombudswoman Ukraina untuk hak asasi manusia, Lyudmyla Denisov menyebut pelecehan seksual oleh tentara Rusia
sebagai senjata baru mereka.
Baca juga: Para Pemimpin Uni Eropa Kunjungi Kota Bucha, Melihat Kekejaman Pasukan Rusia
Dia mengatakan sekelompok sekitar 25 gadis dan wanita berusia 14 hingga 24 tahun diperkosa secara sistematis selama
pendudukan di ruang bawah tanah di satu rumah di Bucha.
"Tentara Rusia mengatakan kepada mereka, akan memperkosa mereka sampai pada titik di mana mereka tidak
menginginkan kontak seksual dengan pria manapun," ujarnya.
"Tentara Rusia juga mengatakan akan mencegah mereka memiliki anak Ukraina," katan.
Dia menambahkan sembilan dari korban pemerkosaan tentara Rusia akhirnya hamil.
Denisova mengatakan saat ini mustahil untuk mengukur seberapa luas kekerasan seksual terhadap perempuan di wilayah tersebut karena tidak semua orang mau membicarakannya.
"Mayoritas dari mereka saat ini meminta dukungan psikologis, jadi kami tidak dapat mencatat itu sebagai kejahatan kecuali mereka memberikan kesaksian kepada kami," tambahnya.(*)
Baca juga: Warga Bucha Ungkap Kronologi Pasukan Rusia Bunuh Keluarganya, Diberondong Tembakan Hingga di Granat