Konflik Rusia vs Ukraina
Rusia Ancam Luncurkan Serangan Nuklir jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO
Adapun, saat ini Finlandia dan Swedia sedang meninjau pengaturan keamanan mereka di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Pembicaraan keanggotaan NATO terjadi setelah Perdana Menteri Finlandia, Sanna Marin mengatakan, sudah waktunya bagi mereka untuk mempertimbangkan kembali sikap negaranya terhadap NATO.
Sementara Perdana Menteri, Swedia Magdalena Andersson, menolak untuk mengesampingkan pertimbangan itu.
Adapun, Finlandia, yang memiliki perbatasan panjang dengan Rusia dan diserang oleh Tentara Merah pada 1939, tidak pernah menjadi anggota aliansi pertahanan Perang Dingin, dan lebih memilih untuk mengatur perlindungannya sendiri.
Baca juga: Di Depan Kamera, Nenek 83 Tahun Ngaku Dirudapaksa Tentara Rusia: Aku Terlalu Tua untuk Jadi Ibumu
Baca juga: Dinas Rahasia Ukraina Bergerak Cepat, Penyamaran Oligarki Rusia Sebagai Politisi Oposisi Dibongkar
Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari, jajak pendapat yang dilakukan media Finlandia menunjukkan perubahan opini publik yang cepat dengan mayoritas menyarankan untuk bergabung.
Swedia pun saat ini sedang melakukan peninjauan keamanannya yang akan selesai pada akhir bulan ini, mirip dengan jadwal Finlandia, menurut laporan The Times.
Jika diberikan keanggotaan, aliansi NATO akan meningkat menjadi 32 negara.
Swedia dan Finlandia adalah dua negara terdekat dengan Rusia di Lingkaran Arktik, dengan Kremlin sebelumnya mengancam 'konsekuensi militer' jika keduanya bergabung dengan NATO.
Tapi, PM Finlandia, Sanna Marin menyebut Rusia bukanlah tetangga yang mereka kira.
"Saya pikir kami akan melakukan diskusi yang sangat hati-hati, tetapi kami juga tidak mengambil waktu lebih lama dari yang seharusnya dalam proses ini, karena situasinya, tentu saja, sangat parah," ujarnya, dikutip dari Daily Mail.
Finlandia telah memilih untuk tetap netral sejak Perang Dunia Kedua, sebagai gantinya, ia memilih untuk bertindak sebagai penyangga antara Timur dan Barat ketika Eropa terpecah selama Perang Dingin.
Hal ini memberinya lebih banyak fleksibilitas dalam kebijakan luar negerinya sambil menghilangkan ketakutan Rusia akan ekspansi Barat.
Tetapi Alexander Stubb, yang memimpin pemerintahan Finlandia pada 2014 dan 2015, juga mengatakan Finlandia dapat memutuskan untuk bergabung dengan NATO setelah bulan Mei.
"Pada awal perang saya mengatakan bahwa agresi Putin akan mendorong Finlandia dan Swedia untuk mengajukan keanggotaan NATO."
"Saya katakan itu bukan masalah hari atau minggu, tapi bulan. Waktu untuk merevisi: Finlandia akan berlaku dalam beberapa minggu, paling lambat Mei. Swedia untuk mengikuti, atau pada saat yang sama," kata Stubb.
Baca juga: Alhamdulillah, Vaksinasi Covid-19 Dosis Pertama di Aceh Singkil Capai 100 Persen
Baca juga: VIDEO Mobil Mercy Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek, Pengemudi Meninggal di Tempat
Baca juga: Siaran TV Analog di Aceh akan Dimatikan pada 30 April 2022, Ini Cara dan Syarat Dapat STB Gratis
Tribunnews.com: Rusia Ancam Serangan Nuklir jika Finlandia dan Swedia Bergabung dengan NATO