Internasional

Arab Saudi Kutuk Keras Kekerasan Seksual Dimanapun, Konfik Bersenjata Jadi Penyebab Utama

Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras kekerasan seksual atau pemerkosaan terhadap wanita dimanapun mereka berada.

Editor: M Nur Pakar
Foto: Saudi Press Agency
Perwakilan Arab Saudi untuk PBB Mohammed Al-Ateeq berbicara di depan anggota Dewan Keamanan (DK) PBB tentang perempuan, perdamaian dan keamanan untuk membahas kekerasan seksual terkait konflik di New York, AS, Kamis (14/4/2022). 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - Kerajaan Arab Saudi mengutuk keras kekerasan seksual atau pemerkosaan terhadap wanita dimanapun mereka berada.

Saat ini, kasus pemerkosaan merebak di Ukaina oleh pasukan Rusia yang telah dilaporkan oleh HAM PBB beberapa waktu lalu.

Perwakilan Arab Saudi untuk PBB, Mohammed Al-Ateeq menyatakan kasus kekerasan seksual terhadap wanita atau anak-anak perempuan terus merebak di negeri yang sedang dihantam konflik bersenjata.

Dia menyampaikan hal itu pada pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan (DK) PBB di New York, AS.

Dikatakan Kerajaan mengutuk kekerasan seksual dalam segala situasi, terutama dalam situasi konflik di mana para korban menghadapi kesulitan mengakses layanan hukum dan keadilan.

Mohammed Al-Ateeq mengatakan dunia sedang menyaksikan peningkatan dalam semua jenis krisis, seperti dilansir ArabNews, Jumat (15/4/2022).

Dia menyatakan penyesalan negaranya atas para korban berbagai bentuk kekerasan seksual di daerah konflik.

Dia meminta masyarakat internasional untuk bersatu untuk mencapai pemulihan bagi para korban dalam sistem nasional negara mereka dan membawa mereka keadilan penuh.

Baca juga: PBB Naikkan Bendera Merah Atas Perang Ukraina, Kasus Pemerkosaan Terhadap Wanita Ukraina Meledak

Al-Ateeq berbicara selama pertemuan Dewan Keamanan tentang perempuan, perdamaian dan keamanan yang membahas kekerasan seksual terkait konflik dengan tema:

“Akuntabilitas Sebagai Pencegahan Mengakhiri Siklus Kekerasan Seksual Dalam Konflik.”

Dia menegaskan negaranya percaya pada pentingnya memasukkan suara perempuan di komunitas rentan dalam semua penilaian kebutuhan kemanusiaan.

Bahkan, harus melibatkan mereka dalam desain dan implementasi program kemanusiaan, terutama mereka yang terkena dampak konflik bersenjata.

Sehingga, akan dapat mencapai rencana respons yang memenuhi kebutuhan aktual mereka, terutama dalam situasi darurat.

Dia menambahkan dunia kontemporer sedang mengalami banyak peristiwa akselerasi harian dan krisis yang berurutan dan tumpang tindih.

Dia menyatakan dimensi baru pada dampak negatif yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 pada aspek kesehatan, ekonomi dan sosial, dan bahkan telah jelas mempengaruhi pekerjaan kemanusiaan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved