Coffee Gayo

Cerita Anzar Merintis Muniru Coffee Gayo, Mulai Penolakan Sampai Pamerkan Produk ke Amerika

Bermodalkan empat bungkus kopi yang telah dikemas dari kampung di Bener Meriah,Aceh,ia pun menawarkan produknya kepada para dosen dan sesama mahasiswa

Editor: IKL
For Serambinews.com
Muhammad Anzar Nawi, Owner Muniru Coffee 

SERAMBINEWS.COM - Kesulitan keuangan untuk biaya kuliah, sampai pernah berjualan tahu hingga keripik pernah dilakoni pria asal Gayo satu ini.

Jatuh bangun, gagal bangkit lagi. Beberapa kali melalui jalan terjal, pada akhirnya menerjunkan diri berbisnis kopi hingga ke mancanegara, termasuk memamerkan produknya ke Amerika Serikat (AS).

Adalah Muhammad Anzar Nawi (31). Owner Muniru Coffee yang akrab disapa Anzar ini baru saja memamerkan produk kopi Gayo miliknya di AS.

Ia berkesempatan mengikuti Specialty Coffee Expo di Boston, Massachusetts, AS pada 8-10 April 2022 kemarin. Pameran tahunan specialty coffee terbesar di negara adidaya.

Mendapat Penolakan

Bercerita saat merintis bisnis kopi miliknya tahun 2011 silam, tak sedikit Anzar mendapat penolakan.

Saat itu ia masih semester lima. Didasari kesulitan keuangan, ia pun memulai berjualan tahu, keripik karuhun dari Bandung dan mencoba banyak bisnis lainnya

Meski demikian, semuanya gagal dan harus putar otak menjajal bisnis lain.

Bermodalkan empat bungkus kopi yang telah dikemas dari kampung di Bener Meriah, Aceh, ia pun menawarkan produknya kepada para dosen dan sesama mahasiswa.

"Sebulan jualan nggak ada yang laku. Apalagi kopi Gayo saat itu masih sulit laku, percobaan pertama gagal," kenang Anzar kepada Serambinews.com, Rabu (20/4/2022).

Tak patah arang, ia pun menjajali produk kopinya ke tempat-tempat penjualan souvenir di sekitaran Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh karena tak sengaja terlihat usai shalat Ashar kala itu.

Jalan yang ditempuh tentu tak mulus, Anzar mendapat penolakan saat ingin menawarkan produknya untuk dijualkan di toko souvenir pertama.

Tak ingin menyerah, ia kembali menjajali toko souvenir di sebelahnya. Namun tetap juga mendapat penolakan.

"Toko ketiga, masih di sekitaran masjid raya, baru kemudian menerima produknya. Itu pun sistem titip, seminggu tak laku langsung dikembalikan karena perlu space untuk produk lain," ungkap Anzar.

Nasib baik, ternyata keesokan harinya ada pelancong berasal dari Jakarta yang kebetulan singgah ke toko souvenir tempat Anzar menitipkan kopi.

Muhammad Anzar Nawi
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved