Internasional
Pembatasan Ketat di Shanghai Dilanjutkan, Penderitaan Penduduk Terjebak di Rumah Semakin Panjang
Shanghai, China kembali melanjutkan pembatasan ketat, bahkan di distrik-distrik yang berhasil mencegah penularan Covid-19 menjadi nol.
Warga bertanya berulang kali mengapa dia tidak bisa pergi ke luar meskipun tinggal di daerah di mana meninggalkan rumah diperbolehkan, hanya untuk menerima jawaban yang sama:
Baca juga: Shanghai Ubah Perumahan Jadi Pusat Karantina, Langsung Memicu Kemarahan dan Protes dari Tetangga
"Saya bilang kami mendapat pemberitahuan," ujarnya.
Reuters tidak dapat memverifikasi keaslian video tersebut.
Shanghai melaporkan 15.861 kasus virus Corona tanpa gejala lokal baru pada Rabu (20/4/2022) atau turun dari 16.407 sehari sebelumnya.
Kasus bergejala mencapai 2.634, naik dari 2.494.
Saat ini, ada 441 kasus baru di luar area karantina, naik dari 390 sehari sebelumnya.
Sebanyak delapan orang terpapar Covid-19 meninggal di Shanghai pada Rabu (204/2022), kata pihak berwenang.
Sehingga jumlah kematian akibat wabah saat ini menjadi 25 orang, dalam empat hari terakhir.
Namun, banyak penduduk mengatakan bahwa seorang anggota keluarga telah meninggal setelah tertular Covid-19 sejak awal Maret 2022.
Tetapi kasus-kasus tersebut tidak dimasukkan dalam statistik resmi, sehingga menimbulkan keraguan atas keakuratannya.
Pemerintah Shanghai tidak menanggapi pertanyaan mengenai jumlah korban
Media pemerintah melaporkan pemerintah Shanghai sedang menyelidiki tiga pejabat rumah duka karena menolak memberikan layanan pemakaman menggunakan Covid-19.
Shanghai memerintahkan hampir semua penduduk untuk tinggal di rumah pada awal April 2022, setelah kasus Covid-19 mulai melonjak.
Warga menghadapi kehilangan pendapatan, kesulitan mendapatkan makanan, perpisahan keluarga, dan kondisi karantina yang buruk.
Dengan meningkatnya kebencian publik, pejabat kota mengatakan mereka akan melihat keluhan yang dibuat oleh penduduk atas kualitas dan tanggal kedaluwarsa produk.