Ramadhan 2022
Jatuh pada 10 Hari Terakhir Ramadhan, Ini Cara Mendapatkan Malam Lailatul Qadar Diungkap Buya Yahya
Cara mendapatkan malam Lailatul Qadar dibeberkan oleh pendakwah sekaligus pendiri pondok pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
"Akan tetapi yang harus kita ketahui bahwa ia (Lailatul Qadar), pasti datang, ia pasti tiba. Ia datang tidak untuk semua, tapi ia datang untuk yang merindukannya," ujar Buya.
Layak atau tidaknya seseorang mendapatkan malam Lailatul Qadar, sebaiknya orang tersebut menanyakan ke hati dan dirinya apakah ia layak untuk mendapatkan Lailatul Qadar tersebut.
Lailatul Qadar tidak ada yang tahu kapan datangnya, apalagi kepada orang yang hatinya terdapat kelalaian sambung Buya.
Baca juga: Datangnya Lailatul Qadar di Antara Malam Ganjil Puasa Ramadhan, Ini Amalan Mendapatkannya
"Tanyakan ke hati kecil kita dengan penuh keinsyafan. Akankah lailatul qadar datang untuk kita? Karena tibanya tidak ada yang tahu bukanlah cara yang benar menanti kedatangannya sehari dan esok hari kita lalai," imbuh Buya.
Lailatul Qadar akan dipertemukan kepada orang yang benar-benar merindukannya atau yang menantinya setiap saat dengan cara rajin beribadah.
"Perindu sejati akan menanti setiap saat dan tidak ada baginya kecuali menanti. Itulah yang dilakukan manusia-manusia pilihan Allah. Hidupnya adalah untuk ibadah dan ibadah, untuk kebaikan dan kebaikan.
Begitu dekatnya hati mereka dengan Ramadhan dan lailatul qadar, maka ia akan selalu merasakan bahwa setiap saat adalah Ramadhan dan setiap saat ia duga tibanya lailatul qadar," sambung Buya.
Lebih lanjut kata Buya, tidak ada kata terlambat untuk beruntung dengan Ramadhan dan lailatul qadar selagi nyawa masih di kandung badan dan selagi kita dipertemukan oleh Allah dengan Ramadhan.
Saran Buya, berjuanglah saat ini juga untuk mendapatkan kemuliaan Ramadhan dan lailatul qadar.
Baca juga: Tanda-tanda, Keistimewaan, dan Amalan yang Sebaiknya Dilakukan saat Malam Lailatul Qadar
"Tidak ada perindu sejati yang menanti kedatangan yang dirindukannya dengan berjuang setengah hati. Tidak ada pecinta yang tulus enggan dengan kehadiran yang ia cintai.
Sebagai pungkasan mari cermati diri kita saat ini, bagaimana diri kita dengan Ramadhan dan lailatul qadar? Pantaskah kita mengaku merindukan Ramadhan dan lailatul qadar dengan kelalaian dan kemalasan kita? Wallahu a’lam bish-shawab," pungkas Buya Yahya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Kapan Lebaran Idul Fitri 1443 H? Muhammadiyah Tetapkan 2 Mei 2022, Ini Kata Pemerintah
Baca juga: Kue Kering untuk Lebaran Tanpa Gunakan Mentega, Dijamin Lembut dan Wangi Pakai Tambahan 1 Bahan Ini
Baca juga: Dipaksa Menikah, Gadis Ini Kabur dan Tidur Dikuburan Selama 4 Tahun, Saat Ditemukan Keluarga Syok